Wabah Covid-19 Persulit Pengendalian Karhutla, Begini Kata Rimbawan KAGAMA

262

Baca juga: Calya Mix Juice, Minuman Berkhasiat Lengkap untuk Jaga Daya Tahan Tubuh Karya Dosen UGM

Hanya, yang lazim terjadi adalah munculnya rembetan api yang sulit dicegah melalui berbagai upaya.

Hal ini ternyata dipandang Transtoto telah membudaya di kalangan masyarakat.

“Namun, banyak praktik di lapangan terjadinya jual beli kebun baru yang prosesnya diawali dengan pembakaran lahan oleh masyarakat sendiri,” ucap Transtoto.

“Di situlah simpul penyebab kebakaran yang juga harus dicegah,” imbuhnya.

Bagi Transtoto, kerumitan pengendalian kebakaran hutan dan lahan harus bisa diakhiri.

Sebuah strategi, kata dia, perlu diperbaiki, disempurnakan, dan disesuaikan dengan kondisi setempat. Hal ini menyangkut tentang sosial dan budaya.

Baca juga: Kebijakan Pelarangan Mudik Perlu Diterapkan untuk Cegah Transmisi Covid-19

“Bahkan perubahan situasi perpolitikan yang tengah terjadi. Apalagi masuknya wabah Corona sangat berpotensi mempersulit pengendalian kebakaran hutan dan lahan pada tahun ini,” ucapnya.

Dia menilai, Indonesia butuh teknologi untuk bisa mendukung pengendalian kebakaran hutan dan lahan.

Mengingat saat ini Indonesia masih menggantungkan pada hujan deras dengan durasi lama.

“Membuat kebijakan zero burning akan sia-sia tanpa adanya dukungan khusus Pemerintah,” kata Transtoto.

“Karena itu, teknologi hulu pembuat api tanpa asap yang terkendali bisa diciptakan dan diuji.”

“Salah satunya dengan teknologi sederhana dalam membuat lahan bakar komunal di daerah peladangan masyarakat,” pungkas pria kelahiran 6 Maret 1951 ini. (Ts/-Th)

Baca juga: Pakar UGM Sebut Lockdown Kampung dan Penyemprotan Disinfektan di Jalan Tidak Diperlukan