Pakar UGM Sebut Lockdown Kampung dan Penyemprotan Disinfektan di Jalan Tidak Diperlukan

1132

Baca juga: Inisiatif SONJO Bantu Masyarakat yang Rentan dan Berisiko Terkena Dampak Covid-19

“Kalau tidak hati-hati bisa menimbulkan semacam kekerasan sosial. Bila ini tidak diwaspadai, ke depannya bisa menciptakan suasana yang tidak kondusif,” ujarnya.

Selain lockdown, masyarakat juga mengambil inisiatif untuk melakukan penyemprotan disinfektan di kawasan pemukiman.

Doni meluruskan, penyemprotan disinfektan hanya perlu dilakukan pada permukaan benda-benda yang disentuh oleh banyak orang, tidak perlu dilakukan pada manusia, jalanan atau tempat-tempat terbuka lainnya.

“Menurut WHO, penyemprotan pada manusia tidak dianjurkan. Ini hanya akan menimbulkan keamanan semu, karena jika sudah terinfeksi dia tetap bisa menyebarkan walau sudah disemprot,” ujarnya.

Baca juga: Pakar UGM Sebut Zona Merah Covid-19 Perlu Lakukan Karantina Wilayah

Masyarakat perlu diberikan edukasi tentang cara pencegahan yang benar.

Dewasa ini, beberapa orang lebih mempercayai informasi yang beredar di media sosial daripada edukasi resmi yang dikeluarkan oleh WHO, Kementerian Kesehatan dan BPDB.

Social distancing, kata Doni, sampai saat masih menjadi cara pencegahan yang ampuh untuk mengakhiri pandemi Covid-19, di samping menjaga kebersihan dan kesehatan diri.

“Seperti mencuci tangan, memperbaiki pola makan, etika batuk, menghindari keramaian, sampai saat ini masih penting dilakukan,” ungkapnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Mengelola Stres dan Rasa Khawatir dalam Situasi Pandemi Covid-19