Waspada Antraks di Gunungkidul, Pakar UGM Jelaskan Cara Tangani Hewan yang Terinfeksi

449

Baca juga: Indonesia Aman dari Wabah Corona

Selain itu, ada ciri khusus pada hewan yang mati, seperti mengeluarkan darah yang berwarna kecokelatan dan kehitaman dari lubang alami, seperti hidung, mulut dan anus.

Menurut Prof. Aeth, manusia dan hewan memang dapat terinfeksi oleh antraks, jika terpapar spora dari bakteri penyebab penyakit.

Lantaran spora tersebut berada di tanah, hewan dapat terpapar antraks ketika memakan rumput.

Bakteri  yang masuk dalam tubuh hewan tersebut 80 persen berada di dalam aliran darah, sementara 20 persen sisanya berada di hati.

Prof. Aeth menganjurkan saat ada kasus anthraks, hewan yang terkena tidak boleh dipotong atau disembelih.

Pasalnya, bakteri yang ada di dalam darah tadi akan keluar dan akan membentuk spora ketika bersinggungan dengan udara.

“Spora yang terbentuk tadi merupakan penyebab utama dari penyakit antraks dan tahan di dalam tanah hingga puluhan tahun,” jelasnya.

Baca juga: Dongkrak Akselerasi Pembangunan, Pemkab Kutim Bakal Penuhi Dokter Spesialis dari UGM

Guna menangani hewan yang mati karena positif antraks, Prof. Aeth menganjurkan untuk segera membuatkan lubang minimal 2 meter di dekat tempat kematian hewan.

Hal itu dilakukan guna meminimalkan potensi penyebaran penyakit lebih luas, karena spora yang muncul dari darah berasal dari bangkai hewan.

Hewan yang telah dimasukkan ke dalam lubang tersebut kemudian disiram menggunakan minyak tanah atau bensin, kemudian dibakar, sebelum ditutup dengan tanah.

Tak hanya sampai di situ, lubang yang telah ditutup harus diberi desinfektan dan diberi tanda bahwa pernah terjadi kasus antraks.

“Lubang yang telah ditutup, saran Saya segera diberi semen, agar tidak digali lagi. Karena menurut penelitian, ketika lubang digali lagi, spora antraks tersebut masih ada,” ucap Prof. Aeth.

Selain itu, Prof. Aeth juga menganjurkan kepada peternak untuk selalu menjaga kebersihan, selain juga menerangkan pentingnya vaksinasi kepada hewan agar tak terkena penyakit antraks.

“Vaksinasi sangat penting, sebagai upaya pengendalian penyakit anthraks,” pungkasnya. (Ezra)

Baca juga: Ketua KAGAMA Kaltim Ini Rela Lepas Status PNS Dokter Gara-gara Baca Buku