Tiket Rp15 Ribu yang Antarkan Prof. Endang S. Rahayu ke Teknologi Pertanian UGM

1725
Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM, Prof. Endang Sutriswati Rahayu, mengisahkan awal mula dia berjumpa dengan Teknologi Pertanian. Foto: Tsalis
Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM, Prof. Endang Sutriswati Rahayu, mengisahkan awal mula dia berjumpa dengan Teknologi Pertanian. Foto: Tsalis

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Suatu hari di Yogyakarta pada 1973, Endang S. Rahayu sedang berpikir tentang kelanjutan studi ke pergurutan tinggi.

Perempuan yang akrab disapa Trisye ini mengatakan, waktu itu, ibunya ingin ada salah satu dari lima anaknya yang menjadi bidan.

Harapan sang ibu timbul lantaran pekerjaannya sebagai perawat di Rumah Sakit Bethesda.

Namun, Trisye muda enggan untuk masuk kuliah yang berkaitan dengan kesehatan.

Pasalnya, sang kakak perempuan, Endang Sutristi, telah menjadi dokter dan kemudian dosen di FK UGM.

Baca juga: Waspada Antraks di Gunungkidul, Pakar UGM Jelaskan Cara Tangani Hewan yang Terinfeksi

Sedangkan sang ayah menyarankan agar Trisye mengikuti jejak kakak perempuannya yang berkuliah di Fakultas Kedokteran atau di Fakultas Farmasi.

Hanya saja, Trisye tetap bersikukuh pada pendiriannya.

Dalam situasi ini, kakak laki-laki Trisye, Bambang Sutrisno, bilang kepada sang adik bahwa ada fakultas baru di UGM tentang teknologi pertanian.

“Fakultas baru ini isinya tentang pangan (teknologi hasil pangan). Udah kamu daftar di situ saja,” ucap Trisye menirukan ucapan sang kakak, saat ditemui KAGAMA beberapa waktu lalu.

Walau begitu, Trisye tetap mencoba memasukkan kedokteran dan farmasi ke dalam borang pendaftaran, sebagaimana nasihat sang ayah.

Baca juga: Upaya Alumnus UGM Sejahterakan Masyarakat Bengkulu Lewat Kopi