Plus-Minus Pelaksanaan Sistem Zonasi Sekolah

520

Baca juga: Mengapa Pembeli Tertarik Belanja Online?

Namun demikian, ada beberapa hal positif yang muncul dari implementasi kebijakan penerimaan peserta didik baru dengan sistem zonasi.

Dampak langsungnya, menurut Puthut, pengeluaran orang tua untuk biaya pendidikan anaknya menurun.

Pasalnya, orang tua tak perlu lagi mengeluarkan ongkos transportasi yang besar guna pergi-pulang dari rumah, sebab jarak ke sekolah lebih dekat.

Zonasi juga menjamin akses pendidikan yang lebih luas, termasuk dari mereka yang kurang mampu maupun penyandang disabilitas.

Puthut menerangkan bahwa dari 3.487 siswa yang diseleksi dengan formula zonasi, diperoleh sebanyak 2.739 siswa atau sebanyak 78,5 persen berasal dari jarak terdekat lingkungan 16 SMP Negeri di Kota Yogyakarta.

Angka tersebut dapat dilihat sebagai sebuah hal positif dari perluasan akses atau pemerataan kesempatan pendidikan yang dengan sistem sebelumnya tak pernah terjadi.

Baca juga: Masyarakat Indonesia Ingin Diet, Begini Kecenderungannya

Salah satu masalah yang masih dirasakan, menurut Puthut, yakni persebaran siswa dan sebaran sekolah yang tidak merata.

Puthut mengungkapkan pemerintah masih perlu meninjau kebijakan tata ruang yang terlihat sekarang.

Pasalnya, sejak awal kebijakan tata ruang tak sepenunya didesain untuk mendekatkan sekolah dengan sebaran calon peserta didik.

Hal ini dipandang Puthut berbeda dengan kebijakan zonasi yang dikembangkan di negara-negara lain.

“Mereka mengaitkan antara perencanaan tata-kota dalam hal pemukiman penduduk dan sarana sekolah terutama di tingkat yang paling dini, yaitu sekolah dasar dan menengah,” tulis Puthut. (Ezra)

Baca juga: Lengang Gedung Pusat UGM dan Sapaan Seram Pria Belanda