Puskesmas Tingkatkan Kesehatan dan Keaktifan Lansia

707

Kondisi Sosio Ekonomi dan Gaya Hidup sebagai Pemicu

Peningkatan jumlah penduduk lansia yang pesat di Indonesia diiringi dengan tingginya peningkatan jumlah penderita penyakit tidak menular. Kondisi sosio ekonomi yang rendah serta gaya hidup yang benar merupakan faktor-faktor pemicu  penyakit tidak menular.

Lansia juga berisiko tinggi mengalami kecacatan dan ketidakmandirian akibat penyakit tidak menular. Jika hal ini dibiarkan, beban ketergantungan lansia akan semakin tinggi dan beban negara untuk pembiayaan masalah kesehatan akan semakin meningkat.

Berdasarkan penelitianya di Puskesmas Mantrijeron Kota Yogyakarta tahun 2018, Lestari menilai puskesmas memiliki peran yang besar dalam meningkatkan kesehatan dan keaktifan lansia di wilayah sekitarnya. Hal ini terwujud dengan adanya program puskesmas Santun Lansia, program Posbindu, program Prolanis, dan program posyandu lansia.

Puskesmas Mantrijeron juga mampu mewujudkan dua dari tiga pilar konsep penuaan aktif (active ageing) dari WHO, yaitu pilar kesehatan dan pilar partisipasi. Namun, kendala yang dihadapi adalah keterbatasan sumber daya manusia sebagai pelaksana progam, serta kurangnya partisipasi masyarakat dalam program.

Oleh Karena itu sosialisasi program-program pelayanan kesehatan bagi lansia perlu ditingkatkan ke masyarakat agar cakupan masyarakat yang terlibat menjadi lebih tinggi. Hal ini disebabkan masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan manfaat program yang dilaksanakan  puskesmas karena ketidaktahuan akan program dan syarat-syarat untuk mengikutinya.

Selain itu, bagi kader posyandu lansia, sosialisasi tentang program-progam pelayanan kesehatan seperti posyandu lansia perlu dilakukan juga kepada masyarakat yang lebih  muda dengan tujuan mengajak mereka untuk menjadi penerus kader-kader selanjutnya.

“Hal ini dikarenakan regenerasi kader, terutama kader lansia masih sangat rendah dan bisa menghambat kegiatan di masyarakat,” tulis Lestari.(Wempi).