Kualitas Pelayanan Becak Wisata di Kota Yogyakarta Perlu Ditingkatkan

1035

Dari hasil penelitiannya itu, Heru merekomendasikan beberapa hal. Di antaranya penetapan panduan tarif becak lebih tepat daripada memasang argometer, karena argometer akan meniadakan interakasi antarmanusia.

Selama ini wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta bisa mengenal karakter orang jogja dengan berinteraksi kepada para pengemudi becak. Selain itu, penumpang perlu mengetahui daftar ongkos becak wisata sesuai tujuan lokasi yang ingin dikunjungi, agar informasi standar harga dapat langsung diketahui oleh wisatawan.

“Daftar ongkos becak wisata sebaiknya dipasang di lokasi ngetem yang gampang menemukan pengemudi becak,” tulisnya.

Menurut Heru, ada baiknya pengemudi becak wisata juga mengenakan pakaian Jawa dan blangkon untuk menunjukkan keunikan dan kentalnya budaya Jawa. Selama ini baru kusir andong wisata yang mengenakan pakaian jawa dan blangkon tersebut.

Hal lain yang menurut Heru perlu menjadi perhatian adalah bagian atap becak belum maksimal menahan  air saat hujan, sehinga perlu dipikirkan  model dan penutup becak agar terlihat rapi, menarik dan seragam.

Pengemudi becak juga sebaiknya tidak memakai celana pendek di atas lutut. Hal ini karena dirasa kurang sesuai dengan norma budaya dan adat istiadat masyarakat Yogyakarta dalam melayani tamu.

“Selain itu, Pengemudi becak harus memiliki kepedulian terhadap keselamatan penumpangnya, jangan melanggar marka atau rambu-rambu jalan raya, dan perlunya pegawasan berkesinambungan dari dinas tekait agar keberadaan becak wisata mampu memenuhi harapan wisatawan,” tulis Heru.(Wempi).