Lukisan Gerilya Sardjito, Sisi Lain Pendiri UGM dalam Revolusi Kemerdekaan RI

879

Vaksin “Kerbau” Gerilya Sardjito

Sesampainya di stasiun tujuan, ia tidak lantas bisa langsung ke calon lokasi baru institut karena jarak yang jauh, serta adanya patroli tentara Jepang yang masih tersisa di Indonesia. Pada posisi ini, Sardjito terpikir untuk menyelundupkan vaksin yang terselamatkan ke dalam kulit perut kerbau sebagai kamuflase selama perjalanan menuju lokasi baru. Dengan demikian, berkat ide dari Sadjito tadi, pemindahan institut ke klaten sukses.

Prof. Sardjito memanen vaksin yang sebelumnya ia simpan di tubuh kerbau.(Foto: Dok. Biofarma)
Prof. Sardjito memanen vaksin yang sebelumnya ia simpan di tubuh kerbau.(Foto: Dok. Biofarma)

Alur film berlanjut pada momen keterlibatan Sardjito selama perang gerilya sampai puncaknya pada ‘Serangan Umum Satu Maret’. Pada masa ini, ada beberapa peran vital yang dijalankan Sardjito . Peran yang pasti yaitu tempatnya ini menjadi pusat logistik serta medis bagi rakyat yang mengungsi serta pasukan Indonesia yang ikut berperang.

Lalu, peran yang sebenarnya tidak diduga adalah keterlibatannya dalam mengatur rencana gerilya bersama Jendral Abdul Haris Nasution. Hal ini diketahui dari hasil temuan tim Arsip UGM setelah bertemu dengan orang yang mewawancarai Nasution. Bahkan, tahun 1958 Sardjito menerima lencana Bintang Gerilya dari TNI sebagai tanda jasa keterlibatannya tadi.