Pasar Indonesia Raya di Belanda Sedot Perhatian Belasan Ribu Pengunjung

486

Baca juga: Rimawan Pradiptyo, Ekonom UGM yang Membawa Ilmu Experimental Economics ke Indonesia

Seorang pedagang kain kebaya Erna, mengaku jauh-jauh datang ke Belanda dari Jakarta demi mengikuti acara ini.

“Alhamdulillah, dari hari pertama stan saya banyak dikunjungi oleh pembeli. Dagangan laris manis padahal ini pertama kalinya dirinya ikut Pandora. Tahun depan pasti saya akan ikut lagi,” ujarnya.

Erna bukanlah satu-satunya pedagang yang datang langsung dari Indonesia.

Erna mengaku datang bersama beberapa teman lainnya dan merasakan hal yang sama.

Bertha, seorang wirausaha muda Indonesia yang sedang menempuh studi di Amsterdam juga turut serta memperkenalkan produk-produknya.

Baca juga: Kementerian PUPR Optimis Jalankan Visi Misi Presiden dan Realisasikan Pemindahan Ibu Kota 

Bertha memperkenalkan produk tas dengan bahan dasar kain tenun dari NTT bermerk Ayotupas Handmade Indonesia dan produk kaos batik berdesain minimalis namun modern merk SeKawan.

Dirinya sudah mulai menjual produk Ayotupas satu tahun yang lalu di Amsterdam, dan bulan lalu mulai memperkenalkan produknya di Bali.

Selain itu, deretan stan juga diramaikan oleh stan dari Transvision, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, Yayasan Alzheimer, BNI dan Garuda Indonesia.

Acara Pandora juga diwarnai oleh berbagai pertunjukan musik, tari, dan peragaan busana.

Berbagai artis dan seniman asli Indonesia yang telah menetap di Belanda dan juga seniman yang langsung didatangkan dari tanah air ikut meramaikan acara ini.

Mereka antara lain Kelompok Musik Tradisional Ki Ageng Ganjur dan Imam Jimbrot beserta Mel Shandy, Bali Blues Brothers dan Gus Teja, Bona Indonesian Idol serta Fitri Carlina meramaikan acara ini.

Baca juga: Sikap Tanggung Jawab Hantarkan Kelly Jadi Lulusan Terbaik Fakultas Teknik

“Saya sangat senang berada di sini. Saya sangat suka masakan Indonesia. Saya senang acara ini karena saya bisa menikmati masakan Indonesia,” ujar Rick Maliangkay, warga negara Belanda.

Seorang pengunjung lain dari Nigeria, Mohammed, mengaku datang tiap hari ke Pandora.

Dia mendengar acara ini dari temannya orang Indonesia.

“Acara ini sangat menarik, pengunjung di sini juga sangat ramah, dan makanannya sangat enak. Saya sangat suka es cendol,” ujar Mohammed.

Tahun lalu, Pandora 2018 dihadiri belasan ribu pengunjung.

Selain dihadiri oleh ribuan warga Indonesia, warga Belanda keturunan Indonesia serta warga Belanda, tampak juga pengunjung yang berasal dari negara-negara lain seperti Maroko, Turki, China, India serta warga Eropa lainnya. (KBRI Den Haag)

Baca juga: Solusi untuk Pendidikan Vokasional di Indonesia