
KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Mengajar bagi Dr. Adi Sutrisno, M.A. (55) sudah menjadi panggilan jiwanya sejak ia duduk di bangku SMA.
Laki-laki yang akrab disapa Adi ini, begitu tertarik belajar Bahasa Inggris.
Diceritakan oleh Adi, saat kecil ia tinggal di kampung.
Teman-temannya memiliki kesulitan dalam belajar Bahasa Inggris, kemudian Adi menjadi tutor untuk mereka.
Ketertarikan belajar Bahasa Inggris itu ditularkan oleh pamannya yang selalu menunjukkan keseruan belajar Bahasa Inggris.

Baca juga: Masih Takut? Begini Cara Mendekati Dosen Pembimbing Skripsi
“Meskipun Saya masuk jurusan IPA, semangat saya untuk belajar bahasa Inggris sangat tinggi,” ungkapnya kepada KAGAMA, di ruang kerjanya belum lama ini.
Sastra Inggris Tak Sermit yang Dibayangkan
Karena motivasi itu, Adi kemudian mendaftar Jurusan Sastra Inggris UGM untuk pendidikan tingginya dan diterima sebagai mahasiswa pada 1984.
Ekspektasi Adi belajar di Sastra Inggris ternyata tak sepenuhnya sesuai, karena Adi dituntut untuk belajar sastra, bukan bahasa.
Di samping itu, Adi tidak lagi menjadi orang yang menonjol dalam Bahasa Inggris seperti di kampungnya.
Begitu masuk kuliah banyak mahasiswa yang lebih pintar darinya.
Baca juga: Produk Inovasi UGM Dipamerkan di Medical Fair Thailand