Pakar UGM Sebut Satu Cara Lawan Virus Corona yang Belum Ada Obatnya

3640

Baca juga: Sekjen Kemendes PDTT, Anwar Sanusi: Selain Kumpul-kumpul, KAGAMA Harus Terus Migunani bagi Masyarakat

Karena itu, orang dengan penyakit kronis membutuhkan pengobatan dengan terapi suportif.

“Misalnya pada pasien jantung dengan memasang alat pacu jantung agar jantungnya tidak berhenti dan untuk pasien penyakit paru dipasang ventilator untuk memberikan bantuan napas,” terang Sumardi.

Berdasarkan  pernyataan Sumardi, cara agar menghindari serangan virus ini ialah dengan menjaga kondisi tubuh tetap prima.

Sebagai informasi, virus corona dapat menimbulkan infeksi saluran pernapasan bawah yang lebih serius pada orang dengan daya tahan tubuh (imunitas) lemah.

Bahkan orang dengan imunitas lemah bisa meninggal dunia setelah terkena serangan virus yang satu ini.

Gejala yang terlihat setelah terserang virus ini adalah flu, batuk demam, dan sakit kepala.

Berbagai gejala tersebut dapat hilang dengan waktu yang tidak lama pada orang-orang dengan daya tahan tubuh prima.

Baca juga: Sekjen Kemendes PDTT Berharap Alumni UGM Jadi Presiden Lagi pada 2024

Sumardi menjelaskan, virus corona yang muncul pertama kali di Wuhan, Tiongkok, adalah famili dari virus yang menyebabkan penyakit pernapasan, yakni SARS (Severe Acute Repiratory Syndrome) dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome).

Hewan seperti musang, unta, dan kelelawar lazim mendapatkan infeksi dari virus ini.

Walau begitu, virus ini juga bisa menular dari hewan ke manusia maupun antarmanusia.

Adapun penyebaran virus ini yang paling sering lewat udara.

Yakni dengan batuk, berjabat tangan, hingga menyentuh benda yang ditempeli virus.

“Virus corona ini baru muncul pada 2002 pada kasus SARS dan MERS pada 2012. Saat ini yang muncul bukan virus baru,” ucap Sumardi.

“Tapi virus corona yang telah bermutasi. Karena telah bermutasi, virus ini jadi lebih berbahaya,” jelas Kepala Divisi Pulmonologi dan Penyakit Kritis RSUP Dr. Sardjito ini.

Sumardi berkata, obat untuk virus corona belum ditemukan. Serangan virus ini di Indonesia pun juga belum pernah ada.

Kendati demikian, dia menilai langkah antisipasi mesti digalakkan oleh pemerintah. Mengingat virus ini sudah menyebar hingga Singapura. (Tsalis)

Baca juga: Rinta Wujudkan Mimpi yang Tertunda Saat S1, Jadi Peraih IPK Tertinggi di Fakultas Peternakan UGM