Kata Profesor Iin Handayani, Pertanyaan ‘Mau Jadi Apa’ Sudah Tak Cocok Lagi untuk Generasi Z

3793

Baca juga: Ketua UKM Unit Fotografi UGM: Fotografi Bukanlah Kompetisi Alat yang Paling Bagus

Sebab, menurut penelitian yang dia rujuk, jumlah generasi z pada 2025 nanti mencapai 40 persen dari total penduduk manusia bumi.

Jumlah itu, kata Iin, bakal mengalahkan populasi generasi y atau milenial.

Iin melanjutkan, generasi z unik karena mereka punya kebiasaan yang berbeda dari generasi-generasi sebelumnya.

Misalnya, mereka adalah generasi highly connected alias terhubung tanpa sekat negara. Karena itu, mereka juga senang bersosial media.

Kemudian, generasi z cepat menangkap pelajaran, ingin direspons dengan cepat, dan punya kemampuan multi-tasking.

Baca juga: Relasi Kekuasaan Jadi Alasan Mengapa Kekerasan Seksual Ada di Dunia Pendidikan

Mereka juga senang sekali dengan softskill seperti cara berkomunikasi yang baik. Sayangnya, mereka punya perhatian yang sebentar.

“Mereka tidak mau monoton seperti zaman kita dulu, kuliah 75 menit mendengarkan dosen,” kata Iin.

“Generasi z maunya dihibur. Jadi, kita tidak bisa terus-terusan memakai power point saat mengajar,” jelas perempuan yang tinggal di AS sejak 2006 ini.

Untuk bisa memberi pelajaran yang menghibur buat generasi z, dosen sebagai edukator dituntut menyampaikan instruksi yang bervariasi serta kreatif.

Sebagai contoh, dosen perlu mengajak mahasiswanya terjun langsung ke lapangan karena generasi z menyukai experimental learning. Bisa di laboratorium, di kehidupan sehari-hari, atau di pedesaan.

Baca juga: Berdayakan Warga Terdampak Covid-19, KKN UGM Daring Kembangkan Agro-Edu-Wisata di Bantul