Baca juga: Mahasiswa Biologi UGM Bicarakan Soal Perubahan Iklim dalam Forum Internasional
“Pada umumnya untuk memberikan informasi yang benar dan tidak menyesatkan, sehingga tatanan kehidupan yang normal akan terus dipertahankan di negeri yang mulia ini.”
“Nah, itu yang kami diskusikan dengan Pak Walikota. Alhamdulillah, respons beliau sangat bagus,” terangnya.
Alumnus Teknik Mesin UGM angkatan 1998 tersebut ingin agar kesadaran masyarakat dapat meningkat.
Dalam hal ini untuk tidak memberikan stigma negatif kepada pasien Covid-19.
Selain itu pesan yang disampaikan juga dapat disebarkan oleh masyarakat secara luas.
Baca juga: Ketua Dewan Riset Nasional Sebut Alasan Jepang Unggul dalam Inovasi Makanan Lokal
Andi menilai, kampanye melalui webinar ini harus dilakukan serta disosialisasikan.
“Hal ini diharapkan bisa mengubah pandangan masyarakat mengenai efek dan pengaruh Covid-19 kepada mereka yang terpapar,” tutur Andi.
“Webinar ini dinilai Pak Walikota Pekanbaru sangat baik. Sebab, faktanya Pekanbaru termasuk kota tersukses dalam menanggulangi wabah Covid-19.”
“Akan tetapi, dampak yang nyata dihadapi oleh Kota Pekanbaru adalah ekonomi,” terang pengusaha di bidang event organizer ini.
Adapun Walikota Firdaus sependapat dengan apa yang dituturkan Andi. Dia melihat stigmatisasi membuat kondisi di lapangan memprihatinkan.
Baca juga: 19 Tahun Jadi Jurnalis, Alumnus Sosiologi UGM Ini Merasa Terbantu dengan Ilmunya Selama Kuliah
Kata dia, stigmatisasi kurang bagus dalam mendorong kehidupan normal dan interaksi sosial. Hal ini juga dapat merembet ke ekonomi.
“Apabila tidak diantisipasi dengan baik, akan menyebabkan krisis sosial di tengah-tengah masyarakat,” ujar Firdaus.
“Untuk itulah semangat meredam stigmatisasi ini harus dilakukan. Salah satunya melalui kampanye intensif kepada masyarakat melalui webinar, sosialisasi dan alat peraga kampanye lainnya,” pungkasnya. (Ts/-Th)
Baca juga: Kiat Melunasi Utang di Masa Keuangan yang Sulit
