KAGAMA Gelar Pelatihan Relawan Pendamping Psikologis Covid-19

295

Baca juga: Menlu Retno Marsudi Beberkan Kondisi Terkini ABK WNI di Kapal Tiongkok

“Di masa ini, situasi kacau bisa didesain oleh siapa pun dengan kepetingan apa pun,” ucap Ganjar.

“Kita sedang mencari format khusus untuk menangani kondisi saat ini, banyak yang memberi masukan. Kagama perlu berperan, terutama psikologi,” imbuhnya.

Ganjar berujar bahwa di masa pandemi Covid-19 ini ada beberapa masalah yang menerpa selain masalah kesehatan.

Beberapa masalah tersebut yakni masalah makan, masalah mental, hingga problem masa depan.

Ganjar melanjutkan bahwa problem ini dipengaruhi oleh banyaknya karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Dalam catatannya, ada 11.ribu orang yang terkena PHK dan lebih dari 40 ribu orang di Provinsi Jawa Tengah yang terkena PHK dan dirumahkan.

“Banyak orang yang secara psikologis makin down. Mereka butuh teman, butuh tempat curhat, Kita perlu mendengarkan,” imbuh Ganjar.

Baca juga: KAGAMA Sulsel Kembali Wujudkan Kepedulian untuk Melawan Covid-19

Untuk provinsi Jawa Tengah, alumnus Fakultas Hukum UGM ini telah membuat satu program dan buku panduan yang diberi tajuk Jogo Tonggo yang artinya menjaga tetangga.

Adanya buku ini membuat masyarakat bisa terlibat untuk saling menjaga satu sama lain, misalnya karang taruna, pendamping PKK, tokoh agama, dan mahasiswa.

“Harapannya, dari buku ini bisa diciptakan lingkungan masyarakat yang peduli,” ucap Ganjar.

Menurutnya, dalam rangka menangani pandemi Covid-19, PP KAGAMA sebaiknya perlu mulai membicarakan hal lain, misalnya mengubah paradigma masyarakat.

Masyarakat masih menganggap wabah ini ada secara terus-menerus, sehingga pandangan itu mesti diubah menjadi hidup bersama corona.

“KAGAMA jangan bicara yang sudah banyak dibahas, misalnya grafik pasien dan bantuan sosial yang sudah ada penanggung jawabnya,” pungkas Ganjar Pranowo. (Ez/-Th)

Baca juga: Menhub Budi Karya Teteskan Air Mata karena Doa dari Tiga Teman Sejati Bantu Dirinya Sembuh