Sosok yang Gigih dan Tak Pernah Mengeluh Itu Telah Tiada

5984
Menurut kesaksian seorang kolega dekatnya, almarhum Prof. Dulbahri tak pernah absen salat tahajud delapan rakaat dan witir 3 rakaat, kemudian dilanjutkan dengan berdoa. Foto: Ist
Menurut kesaksian seorang kolega dekatnya, almarhum Prof. Dulbahri tak pernah absen salat tahajud delapan rakaat dan witir 3 rakaat, kemudian dilanjutkan dengan berdoa. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Salah satu ilmuwan terbaik Fakultas Geografi UGM, Prof. Dr. Dulbahri, telah berpulang di usianya yang ke-80, pada Kamis (07/05/2020).

Beberapa kolega sekaligus mahasiswanya turut mengenang kebaikan dan jasa almarhum semasa hidup, terutama saat masih aktif mengajar di Prodi Kartografi dan Penginderaan Jauh.

Guru Besar Emeritus yang lahir di Batang Toru, Tapanuli Selatan itu, dikenal sosok yang gigih dan penuh pengabdian.

“Setelah pensiun beliau masih berkenan mengajar dan membimbing sebagai profesor emiritus di FGE UGM, masih melaksanakan penelitian dan pengabdian,” ujar Dekan Fakultas Geografi UGM, Prof. Aris Marfai saat dihubungi Kagama.

Rekan sesama dosen sekaligus salah satu kolega yang cukup dekat dengan almarhum, Dr. Nurul Khakhim, M.Si., punya kenangan serupa.

Nurul mengetahui betul bahwa selama ini almarhum adalah orang yang konsisten dengan keilmuannya, yaitu bidang penginderaan jauh untuk pengelolaan sumberdaya alam.

“Selalu bersemangat dalam menjelaskan ilmu kepada para mahasiswa dan bimbingannya.”

Baca juga: KAGAMA Gelar Pelatihan Relawan Pendamping Psikologis Covid-19

“Jika memberikan penjelasan terkait persiapan lapangan selalu detil baik teknis maupun non teknis,” tuturnya.

Almarhum bahkan dikenal sebagai ilmuwan yang tidak pernah mengeluh lelah selama turun ke lapangan.

Dikisahkan Nurul, semasa Dulbahri masih aktif mengajar, keduanya kerap turun ke lapangan bersama dalam kegiatan penelitian maupun pengabdian masyarakat.

“Beliau selalu bersemangat meskipun medan yang ditempuh cukup berat baik di pesisir atau laut lepas, hutan lebat, menyusuri sungai di hutan belantara kalimantan, dan medan berat lainnya,” ungkap Nurul.

Dulbahri selalu punya target, agar penelitian atau pengabdiannya kepada masyarakat dapat tercapai.

Saat menginap satu kamar dengan Dulbahri, Nurul melihat almarhum tak pernah absen salat tahajud delapan rakaat dan witir 3 rakaat, kemudian dilanjutkan dengan berdoa.

Seketika Nurul bertanya kepada Dulbahri tentang doa yang almarhum panjatkan.

Baca juga: Wujud Gotong Royong Sivitas UGM Lawan Covid-19