Dirut PT Danareksa Sekuritas Alumnus UGM Beberkan Tips Menjadi Kartini Masa Kini yang Sukses

1278

Baca juga: Budayawan Medis UGM Yakin Indonesia Punya Peluang Bikin Vaksin Covid-19

“Namun, selama bisa menunjukkan skill dan memberikan nilai tambah untuk instansi, lama-lama respek akan timbul dengan sendiriya,” lanjut Diajeng Yogyakarta tahun 1994 tersebut.

Di sisi lain, berumah tangga juga disadari sebagian orang sebagai sandungan dalam karier seorang wanita.

Godaan untuk berhenti bekerja pun hadir saat wanita memutuskan menikah. Kiki ingat kala dirinya merekrut beberapa perempuan muda yang kompeten.

Sayang beberapa tahun setelah bekerja, perempuan muda yang direkrut Kiki memilih mengundurkan diri.

Di situlah hati Kiki merasa sedih. Padahal, sosok yang lama berkecimpung di dunia keartisan ini yakin bahwa seorang perempuan juga bisa sukses dalam karier dan keluarga.

Baca juga: Tampung Curhatan Siswa yang Belajar di Rumah, Bupati Kubu Raya Alumnus UGM Punya Cara Unik

Syaratnya ada dua menurut Kiki. “Pertama, kita harus punya komitmen sejak dari awal dengan calon suami,” tutur Kiki.

“Kedua, kita harus punya kemampuan berkarier di dua tempat, yakni di dunia rumah tangga di dunia pekerjaan.

“Karena itu, ketika kita bekerja, urusan rumah tangga harus tuntas diurus. Keberhasilan rumah tangga tentu bisa menambah semangat kita dalam bekerja,” lanjutnya.

Kiki berpesan, pandai saja tidak cukup bagi Kartini masa kini. Sebab, ada beberapa hal yang menurut alumnus S3 Manajemen dan Kebijakan Publik UGM ini penting sebagai bekal bagi para perempuan.

“Perempuan punya kelebihan yakni bisa berempati kepada orang lain. Karena itu EQ dan softskill penting selain kemampuan dalam pekerjaan,” ujar Kiki.

“Tidak cuma itu, kita juga perlu kemampuan dalam mengelola diri sendiri, bagaimana menghadapi orang, serta membangun teamwork dan network,” pungkasnya. (Ts/-Th)

Baca juga: KAFEGAMA DIY Salurkan Bantuan Paket Sembako untuk Paguyuban Komunitas Alun-alun Kidul Yogyakarta