Apa Peran Indonesia dalam Konflik AS-Iran?

2985
Saat seperti ini merupakan momentum bagi Indonesia untuk melakukan investasi di dalam praktik diplomasi. Foto: GETTY IMAGES NORTH AMERICA
Saat seperti ini merupakan momentum bagi Indonesia untuk melakukan investasi di dalam praktik diplomasi. Foto: GETTY IMAGES NORTH AMERICA

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Setelah Mayor Jenderal Qassem Soleimani terbunuh oleh serangan udara dari AS, Iran kemudian melakukan serangan balik terhadap markas-markas besar di AS.

Pakar keamanan internasional dari UGM, Yunizar Adiputera, MA, menerangkan, konflik AS dan Iran merupakan gejala dari serangan terhadap rules based international order dan multilateralisme.

Sebagaimana dikutip dari United Nations Association of Australia (UNAA), rules based internasional merupakan komitmen bersama oleh semua negara untuk melakukan kegiatan mereka sesuai aturan yang disepakati dan berkembang seiring waktu.

Misalnya, seperti hukum internasional, pengaturan keamanan regional, perjanjian perdagangan, protokol imigrasi dan pengaturan budaya.

Sementara multilateralisme merupakan kerja sama antara beberapa negara.

“Kepentingan Indonesia adalah memastikan bahwa kita menyelesaikan persoalan ini secara diplomatik dan multilateral,” jelasnya.

Salah satu yang bisa dilakukan, misalnya melakukan komunikasi secara informal untuk memastikan bahwa, eskalasi tidak terjadi.

Menurut Yunizar, secara kebijakan, ini merupakan serangan yang gegabah, karena dapat menimbulkan krisis dan eskalasi yang tidak perlu. Foto: Humas UGM
Menurut Yunizar, secara kebijakan, ini merupakan serangan yang gegabah, karena dapat menimbulkan krisis dan eskalasi yang tidak perlu. Foto: Humas UGM

Baca juga: KGPHA Dipokusumo Terpilih sebagai Ketua Kagama Cabang Kota Surakarta Periode 2020-2025

Tetapi, lagi-lagi hal ini sulit dilakukan, meskipun Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar.

Sebab di sisi lain, kita adalah negara yang punya masalah dengan komunitas syiah, yang notabene di Iran adalah mayoritas.

“Sehingga ini jadi pertanyaan, apakah kita punya good standing berbicara dengan Iran dalam konteks ini,” ujar Yunizar.

AS ketika dipimpin Trump cenderung merespon segala hal secara bilateral, bahkan pemerintahannya kadang cenderung berbasis unilateral, lebih individual pemerintahannya.

Dalam hal multilateralisme, Indonesia punya banyak PR, seperti kekerasan di dalam negeri, kaitannya dengan strategi menerapkan world order dan norma internasional.

Kredibilitas Indonesia dalam upaya itu akan berpengaruh pada cara kita meminimalkan dampak konflik AS-Iran terhadap Indonesia.

Tindakan saling serang AS-Iran kemungkinan bisa berimplikasi pada keamanan dan stabilitas ekonomi, sehingga hal ini menjadi kepentingan bersama untuk memastikan agar tidak terjadi eskalasi krisis yang besar.

Baca juga: Irama Kerja Rock and Roll Antarkan Menteri Basuki Hadimuljono Raih Doktor Kehormatan dari ITB