Mahasiswa UGM Lolos Konferensi Renewable Energy 2018 di Barcelona

762

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Karya tulis mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali diakui ranah internasional. Karya yang dikirimkan oleh empat mahasiswa UGM, yakni Halbianto Adi Sucipto, Abdurrahman Muhammad Fikri Rasdi, Lutfi Alfianto, dan Muhamad Naufal Dzaky lolos dalam konferensi internasional Renewable Energy 2018. Konferensi ini diselenggarakan oleh PremC pada 25 – 27 April 2018 di Barcelona.

Karya dengan judul “Gasifier SE-01 Produce Renewable and Sustainable Energy Ecosystems: Utilization of Agricultural Waste with H2 Results as Clean Energy and Biobriquette” masuk dalam kategori presentasi poster.

Abdurrahman Muhammad Fikri Rasdi mengatakan konferensi yang akan diikutinya di Barcelona menguntungkan karena mereka akan bertemu dengan banyak researcher dari Eropa. Selain itu, hasil pubikasi akan masuk di jurnal internasional yang tentu sangat berarti bagi mereka sebagai mahasiswa strata 1.

Pada 22 Februari 2018 lalu keempat mahasiswa UGM bersama Sudibyo, praktisi teknik mesin dari Purworejo, Almudi Khurniawan (alumni Fakultas Pertanian UGM yang menjadi salah satu pendamping tim, Baskoro (kerabat Sudibyo), dan Eddy Purjanto (Pimpinan Redaksi Majalah Kagama) bertemu  Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. Ir. Panut Mulyono, M. Eng., D. Eng. Pertemuan dilakukan untuk mendiskusikan tentang ide rancangan alat yang akan dibawa ke Barcelona. Prof Panut yang memiliki kapasitas studi sejalan di ranah teknik mesin memberi banyak masukan kepada ide yang akan mereka bawa.

Rupanya ide alat gasifier ini bermula dari kunjungan mahasiswa ke daerah Purworejo. Di sana mereka bertemu Sudibyo yang sudah memiliki ide alat pengolah biomasa dari limbah pertanian, seperti serabut jagung, limbah sekam padi, dan lainnya.

“Limbah itu diolah sedemikian rupa untuk menghasilkan gas hidrogen sebagai energi. Energi itu digunakan kembali untuk menggiling proses produksi kembali,” ucap Halbianto Adi Sucipto, mahasiswa Teknik Elektro UGM yang menjadi ketua tim.

Peran mahasiswa dalam ide yang sudah ditemukan oleh Sudibyo itu adalah mentransfer gagasan praktisi menjadi suatu karya ilmiah. Presentasi yang akan disampaikan keempat mahasiswa di Barcelona diharapkan akan menarik investor yang mau menghilirisasi alat gasifier agar dapat diproduksi massal dan bermanfaat bagi warga. Investor sangat dibutuhkan karena harga produksi satu alat gasiier mencapai Rp2,5 miliar.

Seusai diskusi, Prof Panut mengutarakan harapannya tentang ide yang hendak dibawa oleh mahasiswa ke Barcelona, “Harapan saya ide ini bisa dikembangkan dan dibuktikan secara ilmiah. Di dalam sebuah ide harus ada pembuktian secara aademik dan ilmiah sehingga kebenarannya diyakini,” ujarnya.

Apabila secara ilmiah sudah terbukti, menurut Prof Panut, mudah untuk melanjutkan tahap ke analisis, apakah alat tersebut layak secara ekonomi atau tidak. Apabila secara ilmiah sudah dapat dibuktikan, ide yang layak secara ekonomi pasti mudah untuk menarik investor yang bersedia membiayai hilirisasi produk agar dapat diperbanyak dan dimanfaatkan masyarakat luas. [Ashilly Achidsti]