Ekan Berbagi Rezeki Saat Pandemi Melalui Dapur Nyawiji

844

Baca juga: Warganya Dipercaya sebagai Wawalkot, Kagama Kaltim Siap Wujudkan Akselerasi Pembangunan di Samarinda

Nama Dapur Nyawiji dipilih, karena usaha ini memiliki filosofi tidak hanya menjadikan dapur sebagai tempat memasak, namun juga menghidupi dapur-dapur keluarga lain dengan semangat kebersamaan atau nyawiji,” ujarnya.

Kuliner yang dijajakan mulai dari aneka jajanan pasar hingga masakan rumahan, juga paket nasi box.

“Untuk paket nasi box biasanya dikerjakan bersama beberapa supplier yang kami jamin kualitas produknya,” jelas Ekan.

Saat ini Dapur Nyawiji memiliki 35 lebih supplier, yang sebagian besar merupakan rekan-rekan Kagama.

Mereka tidak hanya hanya berasal dari kota Yogyakarta saja, namun juga ada yang dari luar kota seperti Solo, Muntilan, Magelang, dan Wonosobo.

Di Ndalem Mangunsudiran, setiap anggota yang menjadi supplier bisa menjual kuliner yang dibuat dengan sistem titip jual.

Sebagai timbal balik, supplier bisa ikut menjualkan barang dagangan supplier lainnya di Dapur Nyawiji, dan mendapatkan fee untuk jasanya itu.

Baca juga: Berpotensi Untung Besar, Begini Kiat Berbisnis Tanaman Anggrek Ala Heni Indarwati

Selain titip jual, kini Dapur Nyawiji juga menjalankan sistem titip beli. Dengan demikian konsumen bisa membeli dengan cara memesan barang di Dapur Nyawiji untuk kemudian diberikan kepada orang lain.

“Biasanya ada teman yang berada di luar kota ingin memberikan bingkisan kepada orang tua atau keluarga di Yogyakarta, maka mereka bisa memesannya di Dapur Nyawiji,” tambah Ekan.

Agar pelayanan menjadi maksimal, Dapur Nyawiji bekerja sama dnegan penyedia jasa penghantar paket yang sudah sejak lama menjadi mitra.

Ekan mengakui hasil yang diperoleh Dapur Nyawiji tidak besar, namun hal itu bukan menjadi masalah.

Karena yang utama dari Dapur Nyawiji adalah berbagi rezeki dan silaturahmi, sedangkan rezeki tidak sekadar materi.

Apa yang dilakukan Dapur Nyawiji mendapat respon positif dari PP Kagama.

Ketua Bidang 6 PP Kagama, Anak Agung Gde Putra menilai apa yang dilakukan Dapur Nyawiji sangat khas dan bisa mewadai banyak pihak untuk berpartisipasi.

“Tidak semata-mata menjual, namun dengan sistem titip jual dan titip beli maka konsepnya menjadi every body happy,” puji Agung Putra.

Dia pun berharap, apa yang dilakukan Dapur Nyawiji bisa diadposi oleh komunitas-komunitas kagama di daerah lain. (Wmp/-Th)

Baca juga: Kagama Pemalang Salurkan Bantuan 1.000 Bibit Kelapa kepada Kelompok Tani Desa Purana