Monumen Perjuangan Taruna Plataran Selomartani, Ruang Publik dengan Suasana Tenteram

2187

Pengunjung lain yang datang rata-rata dari berbagai kalangan, mulai anak-anak hingga dewasa.

Ada yang hanya ingin sekadar berfoto, jogging, atau menjadikan pelataran ini sebagai tempat singgah setelah lelah bersepeda.

Demikian juga guru dan anak-anak sekolah, mereka menjadikan kawasan monumen ini sebagai sarana jelajah alam dalam kegiatan pramuka.

Yuli kemudian menambahkan, pelataran ini juga dimanfaatkan warga setempat untuk acara puncak Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) desa.

Dalam perkembangannya, monumen ini selalu mendapat perawatan yang baik dari pemerintah.

Pengunjung cukup nyaman, karena di sini sudah tersedia musala dan toilet yang cukup bersih.

Di dekat gerbang, ada dua pendopo sederhana tempat pengunjung beristirahat. Tak hanya itu, bahkan pemerintah ikut berupaya untuk mempopulerkan tempat wisata ini.

Di sebelah utara monumen, terdapat bangunan tipografi bertuliskan Telaga Desa Plataran Selomartani.

Bangunan ini dibuat oleh pemerintah sebagai pemantik bagi orang-orang yang lewat agar tertarik berkunjung.

“Sudah ada upaya pemerintah untuk mempopulerkan. Di sebelah situ ada telaga, tetapi perawatannya belum maksimal,” ungkap perempuan yang tinggal tidak jauh dari monumen ini.

Upaya mempopulerkan Monumen Plataran Selomartani juga dibantu oleh kelompok Karang Taruna Bakti Mulya.

“Kami juga ikut mempopulerkan monumen sebagai tempat wisata. Kalau Purwomartani punya Candi Sambisari, Selomartani punya Monumen Plataran,” jelas Yuli.

Sejauh ini, tiket masuk belum diberlakukan, sehingga Anda bisa berkunjung ke sini secara gratis. Monumen dibuka pukul 07.00-19.00 WIB. (Kinanthi)