G2R Tetrapreneur dan GTRA Bantu Masyarakat Wujudkan Kesejahteraan Lewat Pemanfaatan Aset dan Akses Tanah

636

Baca juga: Rabita Madina Harumkan Nama UGM di Ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi 2020

Dalam hal ini, lanjut Rika, gotong royong untuk menjadi the awakening asset dalam memberdayakan kekuatan hakiki suatu negara yang berdaulat.

Kemudian yang tak kalah penting adalah mampu berkolaborasi hingga ke pentas global baik pada aspek sosial budaya dan ekonomi.

“Di samping itu, juga mendorong untuk terciptanya inovasi birokrasi program pelayanan publik secara lebih komprehensif mulai dari hulu-hilir dalam upaya pemberdayaan ekonomi akar rumput (grass root) masyarakat luas,” jelas Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM ini.

Kesamaan budaya yang dimiliki oleh masyarakat, kata Rika, merupakan salah satu modal dasar yang harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

Dengan adanya sinergitas GTRA dan G2R Tetrapreneur, harapannya bisa mendorong terciptanya pemanfaatan aset, terutama di masyarakat akar rumput.

Baca juga: Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan UGM Kehilangan Sosok Dosen yang Dekat dengan Mahasiswanya

Kemudian mendorong terciptanya produk ikonik global melalui proses bisnis gotong royong. Mengingat kunci utama pembangunan suatu bangsa berawal dari masyarakat akar rumput.

Dalam kesempatan tersebut pula, Pangageng Kawedenan Ageng Punokawan Wahono Sarto Kriyo, KGPH Hadiwinoto menyampaikan, di sisi lain reforma agraria diharapkan bisa mengembalikan fungsi-fungsi tanah sesuai dengan statusnya.

“Salah satu contohnya adalah tanah kas desa yang seharusnya menjadi salah satu sumber kas desa. Beberapa diantaranya beralih fungsi menjadi tempat pelaksanaan program dari Pemerintah Daerah atau Kabupaten.”

“Sayangnya, hal ini tidak memberikan kemanfaatan maksimal bagi kas desa,” pungkasnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Sukses Berbisnis Penggilingan Padi, Dofier Bersyukur Pernah Kuliah di Kampus Kerakyatan