Jalin Sinergi Perbaiki Komite Vokasi di Tengah Bonus Demografi

163

KAGAMA.CO, YOGYAKARTA – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Daerah Yogyakarta (DISNAKERTRANS DIY) bersama  Pengurus Kamar Dagang dan Industri Daerah Istimewa Yogyakarta (KADINDA DIY) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Äpa dan Bagaimana Komite Sekolah Vokasi Daerah”, Jumat (9/3/2018) di Hotel Grand Mercure Yogyakarta.

Melalui acara yang dihadiri oleh perwakilan perusahaan, serikat buruh, akademisi, guru SMK, dan pemerintah tersebut, KADINDA DIY berharap agar MoU yang telah disepakati mereka dengan DISNAKERTRANS DIY dalam penyerapan dan penyelenggaraan pendidikan vokasional bagi angkatan kerja dalam menyambut bonus demografi, tidak membuat tiap lembaga memiliki visi sendiri-sendiri.

Diskusi yang menghadirkan Anton Supit (Wakil Ketua Umum KADIN Pusat Bidang Ketenagakerjaan), Andreas Goche (Tenaga Ahli KADIN-IHK Trier Jerman), dan  Sari Sitalaksmi (Dosen FEB UGM) dengan dimoderatori oleh Robby Kusumaharta (Koordinator Forum Komunikasi Jejaring Pemagangan DIY) tiap lembaga yang hadir diberi waktu untuk mengutarakan keresahannya masing-masing.

Dalam diskusi tersebut terpetakan beberapa permasalahan, di antaranya kurang disipilinnya lulusan pendidikan dunia vokasional, masih mininya perusahaan yang melibatkan peserta magang dalam kerja-kerja yang memerlukan kompetensi, belum siapnya guru menyusun kurikulum yang menyinergiskan kepentingan dunia pendidikan dan industri, serta tuntutan ekonomi sentris yang terkadang membuat relasi siswa dan pendidik di dalam dunia pendidikan vokasional terkesan kurang humanis.

Melihat segala permasalahan yang ada, Sari Sitalaksmi menyarankan pendidikan vokasional tidak hanya mengejar kuantitas, tapi juga kualitas. “Program sertifikasi yang diberikan oleh pemerintah kepada peserta pelatihan vokasional hendaknya juga memperhatikan kualitas, bukan hanya kuantitas. Selain itu, kita harus memahami bahwa generasi kita berbeda dengan generasi para peserta didik, mereka generasi milenial. Pendekatnnya harus berubah,” ujar dosen Manejemen Sumber Daya Manusia tersebut.

Tanggapan menarik disampaikan dr. Andung Prihadi Santosa, M.Kes. Menurut Kepala DISNAKERTRANS DIY sekaligus alumnus Fakultas Kedokteran UGM, diskusi tersebut merupakan langkah awal dari DISNAKERTRANS DIY untuk memperbaiki  kualitas Komite Vokasi DIY, sekaligus masukan bagi pemerintah dalam memperbaiki proses sertifikasi.

“Hasil dari diskusi akan kami sampaikan ke Ngarsa Dalem tanggal 23 Maret. Tentu perubahan tidak bisa langsung jadi, namun dengan adanya komunikasi yang sudah terjalin, kami harap langkah ke depannya bisa lebih baik,” tegas dr. Andung. [VENDA]