Keanekaragaman Pangan Masyarakat Adat Bisa Penuhi Kebutuhan Pangan Bergizi di Masa Pandemi

129

Baca juga: Pesan Lucu Dosen Hukum UGM yang Jadi Bekal Hidup Subagya Santosa

Masyarakat adat di seluruh nusantara, kata Candra, menyimpan keanekaragaman pangan yang luar biasa.

Menurut Candra, kondisi ini merupakan potensi yang bisa digunakan untuk mengisi kekosongan bahan pangan bergizi saat ini.

Komunitas-komunitas di masyarakat adat tersebut masih mengolah lahannya, serta masih mengikuti tradisi agro-ekologi yang sustainable dan sangat majemuk.

“Mereka memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, kesenian, bahkan melahirkan komoditas ekspor. Laporan LIPI terbaru mencatat ada lebih dari 5.500 sumber daya hayati tanaman pangan dan 33.000 tanaman obat.”

“Sementara laporan dari Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian baru mencatat kurang dari 1.000 tanaman pangan, sehingga kita masih harus banyak melakukan penelitian lagi terhadap kekayaan sumber daya yang kita miliki,” ujar perempuan yang pernah bekerja di Indonesia Sejahtera Foundation itu.

Baca juga: Menlu Retno Marsudi Ajak Negara G20 Berkolaborasi Perangi Covid-19

Candra melalui Gita Pertiwi, menginisiasi kegiatan berbagi benih. Langkah tersebut dia garap bersama lima lembaga yang bergerak di bidang pelestarian benih, biodiversity, dan eksplorasi budaya yang lain. Antara lain Pesantren At-Thoriq, Sekolah Pagesangan, EMPU, dan Sekar Kawung.

Benih yang dibagikan merupakan hasil pengumpulan yang dilakukan oleh Candra dan relawan lainnya selama bertahun-tahun.

Lebih dari 50 jenis benih mayoritas sayur dan legum, yang dikumpulkan dari Sulawesi, Maluku, dan Kalimantan.

Pihaknya telah membagikan 2.500 kantung berisi lebih dari 50 jenis benih kepada 400 orang dan lembaga.

Para penerima benih kemudian membentuk bank-bank benih di banyak tempat secara mandiri, sehingga bisa melanjutkan kegiatan berbagi benih ke lingkungannya.

Baca juga: Begini Tantangan Manajemen Human Capital Perusahaan di Masa Krisis