Pasca Lulus, Alumnus UGM Akan Menghadapi Situasi yang Menarik dan Kompleks di Masa Pandemi

193

Baca juga: Relasi Kekuasaan Jadi Alasan Mengapa Kekerasan Seksual Ada di Dunia Pendidikan

“Ketika kita berada dalam situasi sulit yang penuh pertanyaan, berbagai persoalan akhirnya bisa terjawab dalam pertemuan informal bersama alumni. Kadang ide brilian muncul dari kawan dekat,” terangnya.

Ganjar berharap jiwa kemanusiaan para alumnus bisa tergugah di masa pandemi ini, dengan menjadi lilin penerang bagi masyarakat dalam menghadapi situasi sulit.

“Kita dibangun dan diberi kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual dari guru-guru di Bulaksumur.”

“Orang-orang di KAGAMA itu ndeso, biasanya orang ndeso bisa saling menghormati, sampai akhirnya guyub, rukun, migunani itu mulai terasa,” jelasnya.

Para wisudawan saat ini, kata Ganjar, akan menghadapi masa depan yang lebih menarik dan kompleks.

Baca juga: Berdayakan Warga Terdampak Covid-19, KKN UGM Daring Kembangkan Agro-Edu-Wisata di Bantul

Mereka ditantang untuk turut menyumbangkan ide-ide baru bagi penyelesaian masalah di masa pandemi.

Sejak kuliah hingga lulus, alumnus UGM sudah terbiasa dengan berbagai perbedaan.

Ganjar mengungkapkan, ketika KAGAMA melakukan sesuatu yang luar biasa, mereka tak pernah saling bertanya apapun soal latar belakang.

Kebersamaan di tengah perbedaan menurut Ganjar menjadi kesempatan para alumnus untuk bersilaturahmi sekaligus membangun relasi.

Ganjar menuturkan, orang yang memiliki banyak relasi biasanya akan survive.

“Begitu wisuda, segeralah membangun jejaring. Akan lebih baik juga membangun tim-tim kecil untuk menyelesaikan berbagai persoalan, minimal untuk diri sendiri dulu. Jika ini tuntas, maka teman-teman semua bisa menyelesaikan persoalan banyak orang,” ujarnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Apa Saja Kegiatan yang Ingin Dilakukan Masyarakat Saat Pembatasan Sosial Berakhir?