Apa Saja Kegiatan yang Ingin Dilakukan Masyarakat Saat Pembatasan Sosial Berakhir?

748

Baca juga: Orang Indonesia Harus Berani Kuliah di Harvard

Penambahan kasus diiringi dengan perkembangan fasilitas kesehatan yang masih stagnan sejak Mei-Juli 2020, kata Slamet, membuktikan bahwa fasilitas kesehatan untuk menangani Covid-19 masih terbatas.

Namun, di sisi lain angka kematian tidak sebanyak di masa awal wabah Covid-19 merebak, hanya bertambah 3-4 persen. Hampir semua daerah, kata Slamet, memberlakukan PSBB selama berbulan-bulan.

Sampai hari ini ada 7 provinsi dengan jumlah kasus melebihi 3 persen dari jumlah penduduk, yakni Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Utara. Jakarta dan Jawa Timur merupakan episentrum penyebaran kasus Covid-19.

Slamet mengadakan survei terkait aktivitas masyarakat Indonesia di luar rumah, yang dilaksanakan pada 16-22 Mei 2020 terhadap 107 responden di 17 kota besar dan dimuat di Kompas pada 5 Juni 2020.

Hasilnya menunjukkan, apabila pembatasan sosial berakhir atau setidaknya dilonggarkan, hal yang akan dilakukan pertama kali oleh sebagian besar responden adalah bersilaturahmi dengan kerabat dekatnya.

Baca juga: Prihatin Para Tetangga Terdampak Pandemi, Rimbawati UGM Ini Pasang Canthelan di Desa Singosaren, Bantul

“Dari kategeri usia, semakin tinggi usia responden, maka keinginan silaturahminya semakin tinggi. Menariknya, para responden juga menempatkan kegiatan liburan ke tempat wisata sebagai pilihan mereka setelah pembatasan sosial berakhir,” ujar pria kelahiran 1976 ini.

Kemudian survei yang dilakukan pada akhir Juni sampai awal Juli tepat normal baru mulai diterapkan, sebanyak 64 persen responden belum memiliki rencana untuk berlibur ke tempat wisata. Sebab, kekhawatiran akan tertular Covid-19 masih membayangi responden.

Jenis tempat wisata yang diminati responden ketika memilih berlibur adalah wisata alam dengan persentase 49,4 persen, 20,7 persen mudik ke kampung halaman, 19,6 persen kumpul bersama keluarga, dan sisanya memilih kegiatan lain.

Selain itu, Slamet dan timnya juga menggelar survei terkait optimisme penerapan protokol kesehatan di tempat wisata.

“Karena ada pelonggaran PSBB, aktivitas ekonomi, sosial, dan menjaga kesehatan harus tetap dijalankan dengan seimbang di tempat wisata, baik pengelola maupun pengunjungnya.”

Baca juga: KAGAMA Bali Gelar Pameran Seni Rupa sebagai Refleksi Masa Pandemi