Penyebab Masyarakat Sulit Mematuhi Protokol Kesehatan

4503

Baca juga: KAGAMA Bengkulu Beri Edukasi kepada Masyarakat untuk Olah Sampah Jadi Pupuk Organik

Hal ini terjadi seiring dengan kaum pria yang menolak menggunakan masker, karena faktor maskulinitas seperti anggapan bahwa pria akan terlihat lemah jika memakai masker.

Demikian juga dengan masalah pengambilan jenazah secara paksa. Di daerah tertentu dengan etnisitas tertentu cenderung resisten terhadap banyak hal.

Misalnya, seperti penolakan jenazah atau pengambilan paksa jenazah secara paksa dari rumah sakit.

“Untuk itu, ketika jenazah Covid-19 diwajibkan untuk langsung dimakamkan, warga malah menolak. Mereka punya cara pandang dan aturan sendiri terkait perlakuan terhadap jenazah.”

“Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan. Kita harus sadar bahwa kita multietnisitas. Perlu pendekatan dan mekanisme yang spesifik, termasuk treatment yang berbeda di masing-masing daerah,” tutur alumnus Sastra Prancis UGM tahun 1989 ini.

Baca juga: Ganjar Dorong Lahirnya Entrepreneur Lewat Kartu Prakerja

Kemudian yang perlu diperhatikan lagi adalah identifikasi kelompok rentan. Salah satu di antaranya yaitu kelompok masyarakat sosial menengah ke bawah.

Dengan atau tidak karena faktor ekonomi, kata Wening, kelompok ini kerap tidak menjaga kebersihan, mengabaikan aspek kesehatan, kurang istirahat.

Hal ini juga terjadi pada masyarakat kelas menengah ke atas. Saat kerja, kadang kurang melakukan aktivitas fisik, terlalu banyak duduk.

“Masa pandemi ini merupakan kesempatan untuk membuat budaya baru dengan desain yang tepat, agar kelas-kelas yang berbeda itu sadar bahwa kunci terhindar dari Covid-19 adalah kedisiplinan dan tingkat imunitas.”

“Selain itu, sistem hidup masyarakat harus ditekankan, terutama tentang pola hidup sehat. Kali ini, pola hidup sehat menjadi isu yang cukup serius, sehingga membutuhkan peran dari pemerintah,” ujarnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Geolog UGM Diamanahi Jadi Wakil Presiden Asosiasi Panas Bumi Internasional