Perkebunan Sawit, Industri yang Tak Goyah Meski Pandemi Corona Berlangsung

2084

Baca juga: Papsy84 Canangkan Program Jimpitan untuk Menguatkan Semangat Belajar Anak di Rumah

“Di kebun tetap pakai protokol kesehatan, pakai masker dan sebagainya. Kerjanya tidak berkelompok,” ujar Teguh.

“Itu yang membuat minim terjadi penularan di kebun. Di kebun juga penuh oksigen dan sinar matahari. Sampai hari ini belum ada laporan ada karyawan yang tertular (Covid-19),” jelasnya.

Teguh tak menampik pandemi membuat harga minyak nabati (Crude Palm Oil) cenderung turun.

Kata dia, harga minyak nabati saat ini jatuh ke angka antara 560-570 dolar per ton.

Padahal, jika pada hari normal harganya bisa mencapai 900 dolar per ton.

Namun, PHK tetap bukan pilihan. PHK hanya akan membuat kebun hancur, sebab tidak ada tenaga yang merawat kebun.

“Kalau mulai dari awal lagi bisa butuh waktu satu tahun. Modal yang dibutuhkan malah lebih banyak,” ujar Teguh.

Suasana perumahan para karyawan di tengah perkebunan sawit PT NSP. Foto: Ist
Suasana perumahan para karyawan di tengah perkebunan sawit PT NSP. Foto: Ist

Baca juga: Jebolan FEB UGM Ini Bagikan Tips Sukses Berbisnis dengan Berdayakan Emak-Emak

Lebih lanjut, Teguh menjelaskan, sawit rentan rusak jika tidak segera diolah. Sawit tidak bisa disimpan lama-lama.

Dia bertutur, jarak dari panen hingga pengolahan tidak boleh lebih dari dua hari.

Jika sawit rusak, asam lemaknya naik dan kualitas minyaknya turun. Karena itu, proses pengolahan harus terus berjalan.

Hal ini berbeda dengan minyak nabati dari tumbuhan subtropis, seperti kedelai dan biji bunga matahari.

Menurut Teguh, keduanya bisa berhenti beroperasi. Sebab, kedelai dan biji bunga matahari bisa disimpan dan tidak perlu langsung dipres untuk diambil minyaknya.

“Sawit (tanaman) strategis. Minyak nabatinya dibutuhkan untuk makanan dan sebagainya, termasuk biodiesel,” tutur Teguh.

“(Meskipun) sekarang pemakaian biodiesel berkurang karena transportasi berkurang.  Makanya sawit itu sifat bisnisnya luar biasa.”

Baca juga: Ketahanan Pangan Bisa Dijaga dengan Diversivikasi Pangan Lokal