Perkebunan Sawit, Industri yang Tak Goyah Meski Pandemi Corona Berlangsung

2068
Alumnus Fakultas Kehutanan UGM, Teguh Patriawan, menjelaskan tentang aktivitas perkebunan sawit dalam menghadapi pandemi. Foto: Ist
Alumnus Fakultas Kehutanan UGM, Teguh Patriawan, menjelaskan tentang aktivitas perkebunan sawit dalam menghadapi pandemi. Foto: Ist

KAGAMA.CO, JAKARTA – Selama pohon sawit masih hidup, selama itu pula aktivitas di perkebunan sawit akan terus berjalan.

Demikian seperti dituturkan Teguh Patriawan, CEO PT Nusantara Sawit Persada (NSP).

Menurut Teguh, pengelolaan perkebunan sawit tidak bisa distop begitu saja.

Pasalnya, selama masih berfotosintesis, pohon sawit akan terus berkembang  dan berbuah.

Kata Teguh, buah sawit bisa masak antara 5-6 bulan sejak penyerbukan terjadi.

Dia menilai, langkah penyetopan bakal berimbas pada perekonomian Indonesia.

“Berbeda dengan (transportasi) pesawat. Karena tidak ada penumpang, kan rugi. Hotel juga begitu, ada PHK (pemutusan hubungan kerja),” kata Teguh.

Suasana panen di perkebunan sawit PT NSP. Foto: Ist
Suasana panen di perkebunan sawit PT NSP. Foto: Ist

Baca juga: Hutan Tidak Bisa Dikelola Sendirian

“Sawit tidak bisa sekadar dinilai untung atau rugi. Kalau hari ini tidak ada sawit, itu berat bagi sebagian manusia. Lihat di sawit, tidak ada PHK.”

“Meskipun musim pandemi, omzetnya tetap jalan. Meskipun ada pengurangan permintaan, suplainya belum tentu penuh,” jelas alumnus Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1968 ini.

Di tempat Teguh bekerja, PT NSP, tidak ada pengurangan karyawan.

Total 2000 karyawan tetap utuh sejak pandemi berlangsung hingga saat ini.

Selain tidak melakukan PHK, PT NSP juga tidak melakukan pemangkasan gaji. Aktivitas di pabrik dan kebun sawit pun berjalan seperti biasanya.

Teguh mengatakan, dalam satu hari, PT NSP bisa mengolah 1000-1200 ton sawit selama 15-20 jam.

Jumlah itu didukung dengan kecepatan input 60 ton tandan per jam. Meskipun aktivitas berjalan seperti biasa, protokol kesehatan tetap diterapkan.

Baca juga: Jaga Ketahanan Pangan, Menteri Basuki Siap Garap Lumbung Padi Pertama di Indonesia