Alumnus Ilmu Tanah UGM Ungkap Cara Pengendalian Pupuk Nitrogen untuk Tanaman Perkebunan

399

Baca juga: Anwar Sanusi: Desa Inklusi Penting bagi Penguatan Desa

Dalam pengendalian pemanfaat N di perkebunannya, Fauzan melakukan praktik pemupukan secara terbaik, mengelola lahan dan air, serta mengupayakan varietas pupuk yang bisa memungkinkan perkebunan meminimalkan penggunaan pupuk N.

Di samping itu, Fauzan juga melakukan sejumlah inovasi terkait aplikasi pemupukan dan monitoring, serta inovasi organic base material.

Inovasi organic base material, kata Fauzan, bertujuan untuk mengkonservasi kesehatan tanah secara berkelanjutan.

Menurutnya, petani tidak bisa melakukan efisiensi pupuk N tanpa ada pupuk penggantinya. Diharapkan pupuk organik bisa menjadi pengganti dari pupuk kimia yang digunakan.

“Dalam memilih pupuk N, kita harus jeli memilih mana jenis pupuk N yang cocok. Sesuaikan dengan kondisi lokasi.”

Baca juga: Saran Hendri Saparini agar UMKM di Sumatera Utara Semakin Kuat

“Misalnya ketika musim hujan, untuk tanaman kecil kita menggunakan pupuk N yang Slow Release Fertilizer (SRF),” ujarnya.

Fauzan menerangkan, waktu penggunaan pupuk N ini juga perlu diperhatikan, utamanya pupuk N yang teknis penggunaannya dengan cara disemprot.

Dia menyarankan agar penyemprotan dilakukan malam hari atau pagi hari untuk mengurangi evaporasi.

Siasat lainnya untuk mengendalikan penggunaan N di perkebunan yaitu dengan melakukan seleksi varietas perakaran yang lebih bagus.

Dengan perakaran yang lebih bagus, manakala terjadi leaching pada tanah pada musim hujan maka akar masih bisa menyerap N pada tanah yang leaching tersebut.

Fauzan menilai, petani juga perlu melakukan klon improvement. Klon merupakan sejumlah organisme hewan dan tumbuhan yang terbentuk dari reproduksi aseksual, berasal dari induk yang sama.

Menurut Fauzan, penting memilih klon yang umur produksinya pendek. Dengan demikian, penggunaannya juga lebih efisien.

“Dengan penggantian klon baru dan manejemen pemupukan yang lebih baik, termasuk pengelolaan lahan dan konservasi tanah, maka penggunaan pupuk setara N hanya 6,9 kg per ton dari yang tadinya 10 kg per ton,” pungkasnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Alumnus Sekolah Pascasarjana UGM Angkatan 2010 Dipercaya Jadi Direktur Pengadaan Perum BULOG