Inovasi dan Solidaritas Sosial Kunci Hadapi Krisis

155

Baca juga: Perry Warjiyo Lantik Pengurus Daerah KAFEGAMA Sumatera Utara

Dalam berbagai kesempatan, kata Ari, Presiden Jokowi menekankan strategi yang berbasis pada kearifan lokal dan melibatkan komunitas lokal untuk menangani persoalan kesehatan maupun ekonomi.

“Itulah sebabnya desa menjadi ujung tombak yang sangat penting dalam pengendalian krisis,” imbuh Koordinator Staf Khusus Presiden RI ini.

Selain itu, pria kelahiran Ubud Bali itu mengatakan saat ini yang dibutuhkan adalah solidaritas sosial. Yakni bagaimana elemen bangsa bisa saling bekerja sama, saling membantu, mengingatkan, menolong satu sama lain di tengah situasi yang sulit.

Menurut Ari solidaritas sosial dapat terwujud jika terbentuk kesetaraan sosial dan sikap inklusif seperti keterbukaan menerima keragaman, perbedaan, dan menghargai bahwa setiap warga desa mempunyai peran dalam mengatasi persoalan bersama.

Selain itu, Ari juga mendorong munculnya inovasi. Di masa krisis ini, kreativitas perlu didorong untuk memunculkan inovasi.

Baca juga: Nasi Berkat Yasinan Jadi Andalan Rohidin Mersyah saat Kuliah di UGM

Berbagai inovasi yang muncul, kata Ari, merupakan salah satu bentuk solidaritas yang inovatif. Misalnya yang dilakukan oleh KAGAMA dengan program canthelan.

“Jadi, solidaritas itu perlu inovasi untuk dijalankan. Bagaimana KAGAMA bisa menginisiasi itu di berbagai tempat, dan bekerja sama dengan berbagai kelompok sosial dan masyarakat desa.”

“Solidaritas dan inovasi itu saling menguatkan saling berkait satu sama lain,” ujarnya.

Ari meyakini bahwa pelajaran penting yang dapat diambil dari situasi krisis ini di tingkat desa, baik dalam bentuk membangun kesetaraan sosial, membangun solidaritas, dan inovasi merupakan modal yang sangat kuat di masa depan dalam menata desa yang lebih maju dan berjaya.

“Memang itu tidak cukup dengan diskusi atau sekedar kita bicarakan, namun perlu kita gerakkan dan wujudkan dalam bentuk aksi nyata dan konkrit,” pungkasnya. (Th)

Baca juga: Konsep New Normal dalam Pandangan Orang Jawa