Ganjar Ajak Masyarakat Gotong Royong Hadapi Krisis dari Desa

193
Ganjar mengajak masyarakat untuk mulai menggalakkan kebiasaan baru dalam mengatur menu makanan. Yakni dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekeliling. Foto: Ist
Ganjar mengajak masyarakat untuk mulai menggalakkan kebiasaan baru dalam mengatur menu makanan. Yakni dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekeliling. Foto: Ist

KAGAMA.CO, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) KAGAMA, Ganjar Pranowo, mengatakan Pandemi Covid-19 menimbulkan ketidakpastian dan dampak sosial yang perlu dicarikan solusi yang tuntas dan segera.

Sebab ternyata banyak masalah rumit yang ada di dalamnya. Seperti terkait bantuan dana, tidak semua warga bisa mendapatkan bantuan karena anggaran negara memang memiliki keterbatasan.

Selain soal keterbatasan bantuan, problem yang muncul di lapangan, kata Ganjar, adalah soal distribusi bantuan yang tidak merata.

Ini terjadi karena belum tersedia data penerima bantuan yang valid. Data yang valid ini amat dibutuhkan untuk memastikan bantuan sosial merata dan tepat sasaran.

“Sekarang ini kita mikir-mikir kalau bantuannya terbatas dan tidak merata serta pandeminya tidak segera berakhir, tentu saja ini menimbulkan ketidak-pastian. Lalu (kekuatan) apa yang ada? Saya mikir yang ada adalah kekuatan desa, kekuatan komunitas, dan ekosistem yang sudah terbangun di sana,” ujar Ganjar.

Baca juga: Inovasi dan Solidaritas Sosial Kunci Hadapi Krisis

Dengan pendekatan sosiologis yang bagus, kultural yang bagus, kata Ganjar, relasi antar kelompok kepentingan di level desa dapat menyusun konsensus sendiri.

“Karenanya kita butuh pendamping di desa. Saya senang sekali kemarin diminta untuk melepas mahasiswa KKN UGM ke lapangan. Inklusifitas di desa bisa kita dorong,” imbuh Ganjar.

Hal tersebut Ganjar sampaikan dalam webinar bertajuk Desa Inklusif: Basis Solidaritas Bangsa, pada Kamis (2/7/2020).

Selain Ganjar, hadir dalam webinar tersebut Sekretaris Jenderal PP KAGAMA, Arie Dwipayana; Sekjen Kemendes PDTT/ Wakil Ketua Umum II PP KAGAMA, Anwar Sanusi; serta para narasumber Bito Wikantosa (Kabid Organisasi dan Sosial KAGAMA Prodesa, Direktur PSD Kemendesa PDTT); Andi Wahyuli (Kepala Desa Mallari, Kab. Bone, Sulawesi Selatan); Arie Sujito (Ketua Departemen Sosiologi UGM); Ade Siti Barokah (Pengurus KAGAMA, Pegiat Desa Inklusif The Asia Foundation).

Gubernur Jawa Tengah ini bercerita, di Jawa Tengah pihaknya menginisiasi adanya Jogo Tonggo. Yakni gerakan gotong-royong yang dilakukan masyarakat untuk saling menjaga satu sama lain dalam hal penerimaan bantuan dari pemerintah.

Baca juga: Awal Tahun Depan Indonesia Siap Produksi Vaksin Covid-19 dalam Skala Besar