Ganjar Ajak Masyarakat Gotong Royong Hadapi Krisis dari Desa

199

Baca juga: Hal-hal yang Akan Dialami Sektor Pariwisata Selama New Normal

Hal itu, kata Ganjar, efektif untuk mengawal bantuan dari pemerintah agar sampai pada pihak yang berhak.

Keterlibatan masyarakat desa secara aktif juga dirasakan Ganjar pada program canthelan yang diinisiasi KAGAMA. Gerakan ini, kata Ganjar, sudah mulai ditiru di tingkat desa.

“Kemarin saya temukan di Temanggung, seorang ibu, beliau asisten rumah tangga yang bosnya jualan sayuran.”

“Yang bikin saya terenyuh itu, si ibu nyumbang kacang panjang, bayem, kangkung, kubis, lombok. Semua disumbangkan. Lalu si ibu saya undang, kenapa ibu mau nyumbang? Mohon maaf, apa ibu tidak butuh?”

“Beliau jawab, kasihan, Pak, kalau ada yang lapar. Ini pahala. investasi akhirat,” kata Ganjar menirukan percakapan.

Baca juga: Perry Warjiyo Lantik Pengurus Daerah KAFEGAMA Sumatera Utara

Menurut Ganjar, nilai-nilai yang berkembang di desa tersebut sangat penting dan perlu terus didorong menjadi modal sosial untuk kebaikan bersama.

“Maka kawan-kawan pendamping desa, pendamping lokal, tokoh masyarakat, karang taruna, ini kekuatan yang sangat dahsyat.”

Di samping itu, Ganjar menyebut bahwa dunia saat ini sudah mulai menghentikan ekspor bahan makanan.

“Ini sebenarnya lonceng buat kita. Yuk kita gerakkan ketahanan pangan di level desa, kedaulatan pangan di level desa,” ajaknya.

Ganjar juga mengajak masyarakat untuk mulai menggalakkan kebiasaan baru dalam mengatur menu makanan. Yakni dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekeliling.

Misalnya, nasi bisa dipadukan dengan umbi-umbian, sagu dengan beras, dan seterusnya.

“Ini kan soal daulat pangan. Ini soal perut kita yang bisa kita kontrol sendiri. Selama ini kan tubuh kita makan makanan olahan semacam mie instan. Padahal kala kita makan fresh food, tubuh kita bisa lebih sehat,” pungkasnya. (Th)

Baca juga: Perjuangan Ketua Harian KAGAMA Wonosobo, Rangkul UMKM dan Petani dalam Menghadapi Covid-19