Konsep BUMP Langkah Strategis Pemberdayaan Petani

942

Baca juga: Pelajaran yang Bisa Dipetik Guru Besar FK-KMK UGM Setelah Sembuh dari Covid-19

Guna meningkatkan eksistensi pertanian, dalam kesempatan tersebut telah hadir penggagas, inisiator, implementator, dan pendamping Badan Usaha Milik Petani (BUMP), Dr. Ir. Sugeng Edi Waluyo, MM.

Untuk diketahui, konsep BUMP tersebut merupakan disertasi Edi yang dipertahankan untuk memperoleh gelar Doktor Penyuluhan Pembangunan/Pemberdayaan Masyarakat UNS pada 2012, salah satu co promotornya yaitu Prof. Darsono.

“Ini merupakan inovasi kelembagaan di bidang pertanian dan pedesaan. Kami menawarkan solusi atas persoalan yang dihadapi para pelaku usaha pertanian. Dalam implementasinya kami difasilitasi oleh Kemenko Perekonomian,” jelasnya.

BUMP kemudian memberdayakan santri di pesantren untuk menjadi seseorang yang mandiri di bidang usaha. Sehingga santri tidak lagi tergantung pada yang lain. Terlebih, mereka bisa berkontribusi memasok kebutuhan masyarakat.

BUMP bertujuan untuk mewujudkan kemandirian ekonomi pesantren, keterjaminan konsumsi pangan, pemberdayaan petani dan masyarakat, serta tidak ada sekat antara pesantren dan masyarakat.

Baca juga: Dubes Kenssy Ungkap Kunci Sukses Ceko Tangani Corona

“BUMP Santri dalam melakukan pemberdayaan bekerja sama dengan RMI NU dan Seknas BUMP Indonesia, serta lembaga pembiayaan. Santri di sini dibantu oleh gabungan kelompok tani (gapoktan),” jelas dosen Magister Penyuluhan Pembangunan UNS ini.

Edi mengatakan BUMP Santri tidak berhenti sebagai badan usaha. Tetapi, pihaknya juga mendesain beberapa warung NU, yang membantu masyarakat dalam menjangkau pasar.

Warung ini akan menerima produk pertanian atau pabrikan yang diproduksi oleh masyarakat.

“Warung NU memberikan harga beli yang ramah kepada masyarakat, sehingga mereka tidak kebingungan menjual hasil panennya,” ujarnya.

Baca juga: Normal Baru adalah Jalan Keluar, Tetapi…