UGM Teliti Penyebab Kematian Petugas Pemilu

300
jangan sampai kejadian meninggal dan sakitnya para petugas dijadikan bahan untuk menggalkan hasil Pemilu. Foto: Kabar24.bisnis.com
jangan sampai kejadian meninggal dan sakitnya para petugas dijadikan bahan untuk menggalkan hasil Pemilu. Foto: Kabar24.bisnis.com

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Kematian petugas penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu) per tanggal 4 Mei 2019 telah mencapai 440 orang korban jiwa dan 3.788 orang sakit. Angka tersebut berdasar data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Merespon kondisi tersebut, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM menginisiasi riset terkait kejadian sakit dan meninggalnya petugas Pemilu 2019.

Riset tersebut juga menggandeng Fakultas Psikologi dan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM. Forum Group Discussion (FGD) yang menjadi agenda pertama riset tersebut diselenggarakan pada Rabu (8/5/2019), di Digilib Cafe Fisipol UGM.

“Ada tiga poin utama yang disepakati pada FGD tersebut, di antaranya kami bersepakat membentuk satu kelompok kerja, untuk melakukan studi lintas disiplin tentang kasus sakit dan meninggalnya petugas Pemilu,” papar Dr. Abdul Gaffar Karim, Dosen Fisipol UGM.

Hal ini bertujuan untuk melihat fakta yang sebenar-benarnya, mengingat saat ini isu tersebut diperbincangkan melebihi fakta yang ada. Selain itu, kata Gaffar, poin lainnya ialah perlunya mempublikasikan hasil FGD yang telah dilakukan kemarin.

FGD tentang kematian dan sakitnya petugas Pemilu. Foto: Rosa
FGD tentang kematian dan sakitnya petugas Pemilu. Foto: Rosa

Bentuk Tim Ahli

Selanjutnya, Fisipol dengan FK-KMK dan Fakultas Psikologi akan melanjutkan riset yang lebih mendalam terkait kejadian pada Pemilu 2019.

Adanyanya kolaborasi ini disebabkan permsalahan terkait Pemilu memerlukan disiplin ilmu lain selain politik, seperti kajian secara medis dan psikologis. Fokus Riset ini ialah mengidentifikasi faktor risiko mana yang paling menyebabkan kesakitan dan kematian petugas Pemilu dengan melibatkan sebaran kematian dan situasi sosial politik lokal.

Riset tersebut dalam tahap review akan mengkaji sistem penugasan dan pelaksanaan tugas para anggota penyelenggara Pemilu. Termasuk pengetatan atas syarat keterangan sehat yang selama ini seolah hanya syarat administratif.

Adanya kejadian kematian dan sakit para petugas Pemilu menurut Dekan Fisipol, Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si, tidak disebabkan hanya satu faktor tunggal. Melainkan juga adanya faktor psikologis, kegagalan sistem dan juga tingkat kebugaran petugas.

“Kita perlu mengapresiasi kinerja petugas Pemilu. Bukan berarti dengan jatuhnya korban petugas, mendelegitimasi hasil Pemilu,” papar Erwan.