Sultan: Normal Baru Bukan Sekadar Beraktivitas dengan Protokol Kesehatan

292

Baca juga: Siap Gratiskan Swab Test Warga Kabupaten Tetangga, Petrus Kasihiw: Ini Soal Kemanusiaan

Hal ini juga diikuti dengan kesadaran dan kesediaan untuk saling belajar, memahami, menghargai, serta memahami.

“Berbagai kesadaran itu akan menjadi pengikat bagi solidaritas, partisipasi, dan kolaborasi untuk mewujudkan harmoni kehidupan bersama,” jelasnya.

Menurut Sultan, penting bagi seluruh elemen masyarakat bersama-sama mengubah mindset dalam mengelola kehidupan bersama di masa pandemi Covid-19.

Sultan tak mengelakkan bahwa peradaban baru ini tak mudah dalam implementasinya. Masih dibutuhkan pandangan reflektif guna memperkokoh pemahaman tentang penerapan keistimewaan DIY ke depan.

“Di samping itu, harus dilaksanakan dengan berlandaskan nilai-nilai filosofi, core-beliefs, nilai-nilai budaya, dan core-values. Nilai-nilai ini digunakan untuk mengatur hubungan vertikal dan horizontal di masyarakat,” jelasnya.

Baca juga: Hadapi Kenormalan Baru, Ganjar Pranowo Bebaskan Biaya SPP di Jawa Tengah

Sultan menjelaskan, secara lebih rinci, nilai-nilai tersebut terdiri dari nilai dasar yang bersifat abstrak dan tetap, nilai instrumental yang bersifat kontekstual dengan tuntunan zaman, serta nilai praksis yang dieskpresikan dalam kehidupan sehari-hari.

Lewat nilai praksis, kita bisa melihat tingkat kerapuhan nilai dasar dan nilai instrumental yang kita punya.

Implikasinya, nilai-nilai yang abstrak-umum-universal perlu ditransformasikan menjadi rumusan yang riil-spesifik-kolektif, bahkan bersifat individual.

“Artinya, nilai-nilai tersebut ditanamkan menjadi sebuah sifat diri ke dalam individu maupun kelompok-kelompok.”

“Dengan begitu masyarakat bisa menjiawi perilaku dalam lingkungan praksisnya, baik dalam penugasan, profesi maupun kehidupan pribadi,” tuturnya.

“Demikianlah substansi yang paling esensial dan aktual, sekaligus menjadi fondasi awal dan langkah strategis dalam proses menuju peradaban baru,” imbuhnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Kata Dokter Hewan Alumnus UGM tentang Ketentuan Pemeliharaan dan Penyembelihan Hewan Kurban di Masa Pandemi