
KAGAMA.CO, DENPASAR – Jelang Munas XIII Kagama, Pengurus Pusat (PP) Kagama menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) bersama Universitas Gadjah Mada, John Fawcett Foundation, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar dari Provinsi Riau.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Ketua Umum Kagama Ganjar Pranowo, Rektor UGM Panut Mulyono, Ketua JFF Indonesia I Gede Wingin, dan Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto di Hotel Grand Ina Bali, Denpasar, Jumat (15/11/2019).
PP Kagama menandatangani MoU kerja sama dengan John Fawcett Foundation untuk pelayanan kesehatan mata untuk masyarakat, terutama untuk pelayanan operasi katarak.
Baca juga: Indonesia Butuh Figur Berpikiran Out of The Box Guna Tentukan Arah Pendidikan
“Saya mengapresiasi kerja sama ini yang merupakan hasil rancangan dari Pengda Kagama Bali.”
“Ini kerja sama yang bagus untuk pelaksanaan darma kita untuk masyarakat, ini aksi sosial yang luar biasa.”
“Semoga dengan kerja sama ini, Kagama bisa melanjutkan kerja sama dengan JFF di mana-mana,” tutur Ganjar Pranowo.

Sementara terkait kerja sama dengan Pemerintah Daerah Kampar, Ganjar menilai hal ini juga merupakan kreasi dari Kagama di daerah.
“Semoga hal ini bisa menginspirasi Kagamawan dan Kagamawati di daerah untuk membuat kerja sama-kerja semacam ini.”
“Inilah perwujudan dari Kagama yang migunani, bermanfaat bagi sesama.”
“Semoga bisa kita persembahkan untuk bangsa dan negara,” ungkap Gubernur Jawa Tengah tersebut.

Sementara itu Rektor UGM Prof. Panut Mulyono merasa bangga dengan kebesaran dan keguyuban Kagama.
Dia menyatakan, kerja sama antara UGM dengan berbagai pemerintah kota dan daerah sudah biasa dilakukan.
Baca juga: Pembangunan SDM Indonesia Harus Punya Target dan Arah yang Jelas
“Misi dari UGM adalah untuk kerakyatan dan bagaimana Kagama ikut mendorong pembangunan di wilayah-wilayah yang jauh dari hingar bingar perkotaan,” kata Panut.
Kagama, menurutnya, bisa melakukan hal semacam itu karena salah satunya dari kerja kuliah nyata (KKN).
“Para mahasiswa terjun ke daerah-daerah untuk mengabdi kepada masyarakat serta belajar dari kearifan-kearifan lokal yang dimiliki masyarakat kita.”
“Hal itu mungkin membuat pribadi-pribadi lulusan UGM mempunyai diferensiasi dari alumni-alumni yang lain sehingga mereka pun ingin seperti Kagama yang guyup, migunani, dan luar biasa,” pungkasnya. (Josep)