Dua Dosen UGM Terpilih Sebagai ASEAN Science Diplomat 2020

1261

Baca juga: Guru Besar FEB UGM Jelaskan Hal yang Harus Diperhatikan Pelaku Ekonomi Jelang Normal Baru

“Tetapi, bagi beberapa negara, perhatian lebih banyak ditujukan untuk bidang sosial dan politik, sehingga bidang sains dan teknologi kerap dikesampingkan,” ungkap Dosen Teknik Nuklir dan Fisika Teknik UGM ini pada Senin (15/6/2020).

Dikatakan oleh Agus, banyak ilmuwan di tingkat ASEAN yang andal. Dibutuhkan sebuah wadah yang lebih fleksibel untuk berdiskusi, termasuk mengembangkan ide dan gagasan.

Para ilmuwan jaringan ASEAN Science Diplomat, kata Agus, akan menjadi wadah untuk membina pemahaman yang kuat antar ilmuwan.

Selama ini, Agus dikenal sebagai peneliti di bidang teknik energi terbarukan, yang telah meraih sejumlah pengharagaan.

Dia pernah menerima penghargaan ASEAN Science and Technology Fellowship Priority Area Sustainable Energy serta Energy Globe Award 2012, serta Energy Globe Ambassador 2013 dari Energy Globe Foundation, Austria.

Baca juga: Upaya KAGAMA Balikpapan dan KAGAMA Care Menjaga Ketahanan Pangan di Masa Pandemi

Demikian juga dengan Himawan, Dosen Teknik Kimia UGM ini sebelumnya juga pernah menerima ASEAN-US Fellow for Science and Technology.

“Kandidat diplomat tahun ini memiliki beragam prestasi dan latar belakang penelitian yang kuat,” ungkap Ketua tim penilai, Ria Persad.

Ada pun tiga kriteria utama yang menjadi fokus penilaian kandidat diplomat yakni potensi untuk menjembatani kepakaran dengan para pembuat kebijakan, kemampuan komunikasi dan diplomasi, serta visi untuk berkolaborasi dengan para peneliti di negara-negara ASEAN.

“Representasi dari kandidat ini membanggakan. Hal ini menandakan bahwa para ilmuwan di ASEAN juga unggul seperti ilmuwan di negara-negara lainnya, bahkan mungkin bisa lebih unggul,” jelasnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Wakil Dubes KBRI Wina Jebolan UGM Ungkap Langkah Austria Tekan Penularan Covid-19