Kekayaan dan Sistem Kesehatan yang Mapan Bukan Jaminan Tertekannya Angka Penularan Covid-19

175

Baca juga: Alumnus FMIPA UGM Ini Dirikan Perguruan Tinggi Hingga Jualan Film Sekelas Hollywood

Sementara dari aspek ekonomi, pandemi Covid-19 juga memberikan dampak yang luar biasa. Hampir semua negara di dunia saat ini mengalami kontraksi, termasuk Amerika Serikat dan RRT.

Pada kuarter IV 2019 ke kuarter I 2020, kata Retno, persentasi pertumbuhan ekonomi Tiongkok turun dari 6 persen menjadi minus 6,8 persen, berarti turun 12,8 persen.

Jerman dari 0,4 persen menjadi minus 2,3 persen. Perancis dari 0,9 persen menjadi minus 5 persen. Inggris dari 1 persen menjadi minus 1,6 persen.

Amerika Serikat dari 2,3 persen menjadi 0,23 persen. Australia dari 2,2 persen menjadi 1,4 persen.

Sedangkan India, masih mencatatkan pertumbuhan positif dari 4,1 persen menjadi 3,1. Arab Saudi tetap di angka 0,3 persen, Indonesia 4,9 persen menjadi 2,97 persen, serta Afrika Selatan tetap di angka minus 0,5 persen.

Baca juga: Ari Dwipayana: New Normal Bukan Kembali Normal

“Dari 10 contoh negara G20, dari sisi ekonomi, hanya tiga negara yang masih mencatatkan pertumbuhan positif, termasuk Indonesia. Saya perkirakan tantangan di kuarter II dan berikutnya, masih akan lebih dahsyat lagi,” jelas perempuan kelahiran Semarang, Jawa Tengah ini.

Mengutip data dari Bank Dunia, kata Retno, Covid-19 telah mendorong 71 juta orang dalam kemiskinan yang ekstrim.

Jika penyebarannya tidak bisa dihentikan, maka angka ini bisa mencapai 100 juta orang. Angka yang hampir sama juga dikeluarkan oleh IMF.

Sementara data yang disampaikan UN University World Institute for Development Economics Research memperkirakan dampaknya yang lebih buruk lagi.

Jika penyebaran Covid-19 tidak bisa diatasi, maka akan mendorong 395 juta orang dalam kemiskinan ekstrim. Selain itu akan ada 1,2 miliar orang yang hidup dengan penghasilan kurang dari US$ 1,9 per hari.

Baca juga: Tiga Prediksi yang Mungkin Bisa Terjadi Setelah Pemerintah Terapkan Kebijakan New Normal

“Belum lagi dari dampak sosial yg susah dihitung dengan angka seperti depresi, putus asa, kekawatiran, dan lain-lain,” kata Retno

“Itu gambaran dunia yg kita hadapi saat ini. Apakah kita akan menyerah dengan kondisi yang memang berat ini? Jawabnya, pasti tidak. Kita tidak boleh menyerah. Walaupun kita harus bekerja lebih keras lagi agar kita tidak terlalu terpuruk dibanding negara lain”, ujar Retno.

Retno yakin bangsa Indonesia mampu menghadapi dan melewati situasi sulit ini. Karena sebagai bangsa nilai resiliensi (kemampuan beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit -Red) bangsa Indonesia masih cukup kuat, apalagi kalau ditopang dengan kuatnya nilai gotong royong yang Indonesia miliki. (Kn/-Th)

Baca juga: Menjaga Keamanan Data Pribadi saat Menggunakan Layanan Daring