Upaya G2R Tetrapreneur untuk Bantu Rumah Tangga Miskin di Masa Pandemi Covid-19

837

Baca juga: Syawalan Daring KAGAMA Jadi Momentum Menggerakan Energi Positif dan Solutif Hadapi Pandemi COVID-19

Desa-desa tersebut yaitu G2RT Pagerharjo, G2RT Karangwuni, dan G2RT Salamrejo (Kulon Progo), G2RT Budaya Bejiharjo (Gunung Kidul), G2RT Bangunkerto (Sleman), serta G2RT Girirejo dan G2RT Budaya Sabdodadi (Bantul).

Paket bantuan logistik bahan pokok tersebut berisi Produk Gerakan G2RT seperti beras, minyak, gula, serta Produk Unggulan G2RT yang diserahkan kepada warga masyarakat Perkampungan Bantaran Kali Winongo.

“Perkampungan Bantaran Kali Winongo menjadi salah satu lokasi yang terdampak oleh pandemi dengan mata pencaharian masyarakatnya buruh pabrik tahu dan buruh gendong.”

“Selain itu, lansia yang sudah tidak bekerja cenderung banyak serta tidak memiliki jaminan hari tua,” tutur Rika.

Penyerahan paket logistik dilakukan pada hari Kamis (21/05/2020) dengan menyasar 92 keluarga yang masuk Program Keluarga Harapan (PKH) yang tergolong sebagai Rumah Tangga Sangat Miskin.

(Global Gotong Royong) G2R Tetrapreneur berkolaborasi dengan WarnMyLungs (WML) membuat gerakan #BergerakUntukRakyat. Foto: Ist
(Global Gotong Royong) G2R Tetrapreneur berkolaborasi dengan WarnMyLungs (WML) membuat gerakan #BergerakUntukRakyat. Foto: Ist

Baca juga: Saran Bupati Kabupaten Puncak Alumnus UGM untuk Hadapi Kelangkaan Pangan: Kembali ke Tradisi Leluhur

Penyerahan bantuan dilakukan langsung oleh tim WML yang terdiri dari Rakyan Widhowati Tanjung, S.E., Anita Briana Dewi, Alfad Nur, Santini Dewi, Ahmad Rido, Rafli Alvaro, Natasha Umga, Levina Marella, dan didampingi oleh perwakilan Koordinator Kampung Bantaran Kali Winongo, Ir. H. Muhammad Ikhsan.

Menurut Rika, wacana tentang New Normal sebagai pola hidup baru telah bergulir sebagai salah satu bentuk adaptasi terhadap Pandemi Covid-19.

Pada hakikatnya, wacana ini merujuk konsep kunci dari G2R Tetrapreneur.

Rika mengatakan, G2R Tetrapreneur sudah mengusung The New Normal sejak awal pembentukannya, mulai dari model hingga implementasinya sebagai inovasi daerah di DIY.

“Bukan The New Normal sebetulnya tetapi The Comeback of New Normal atau kembalinya normal baru yang seharusnya ada,” ujarnya.

Baca juga: Alumnus FEB UGM Ini Sebut Industri Tekstil Indonesia Mampu Selamatkan Ekonomi dan Kesehatan di Masa Pandemi