Direktur PT Danareksa Sekuritas Sebut UMKM Bisa Dapatkan Sumber Pembiayaan dari Pasar Modal

352

Baca juga: Hasil Survei Daring Peneliti UGM, 60 Persen Warga DIY Setuju Pemberlakuan New Normal

Hal ini terlihat dari indikator ekonomi seperti pertumbuhan, depresiasi, nilai tukar, atau cadangan devisa. Pelaku UMKM juga penting untuk memperhatikan credit rating.

“Sebab, hal ini mempengaruhi bagaimana investor memandang Indonesia, baik dari sisi pemerintahan dan korporasi besar dalam mengeluarkan surat utangnya,” jelas Kiki.

Alumnus Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM lulusan 2001 itu menerangkan, tren pertumbuhan pasar modal Indonesia selama bertahun-tahun selalu positif.

“Kalau kita jualan ke investor-investor asing di luar negeri, market Indonesia ini dianggap long term period investment.”

“Jadi, bagi siapapun yang ingin investasi jangka panjang. Indonesia adalah tempat yang tepat,” ujarnya.

Baca juga: KAGAMA Babel Gandeng Aksi Cepat Tanggap untuk Salurkan Bantuan Sembako

Dalam daily trading value yang dipaparkan Kiki, nilai transaksi harian di bursa sebesar Rp6,9 Triliun per hari. Sementara sebelum Covid-19, bisa mencapai Rp9 triliun.

Kemudian kapitalisasi pasar Indonesia, ada di angka Rp7.200 triliun. Tetapi, karena Covid-19, kapitalisasi kemudian menurun jadi Rp5.400 triliun.

Menurut kajian yang dilakukan Dareksa Securitas, saat Tiongkok mengumumkan kasus kematian pertama akibat Covid-19, pasar saham Indonesia langsung merespon negatif.

Sampai bulan Februari 2020, respon negatif tersebut terus berjalan. Selama pandemi, sektor usaha kategori korporasi besar yang paling terdampak adalah coal mining, industrial estate, ritel, dan sebagainya.

Sedangkan untuk korporasi menengah, yang paling terdampak adalah industri otomotif, rokok, dan konstruksi.

Baca juga: Skema Dirjen Wikan Sakarinto untuk Nikahkan Prodi Vokasi dengan Dunia Kerja dan Dunia Industri