Pandemi Corona, Masa ketika Guyub Rukun Menjadi Berbahaya

698

 

Baca juga: Langkah Wakil Bupati Banyumas Alumnus UGM Perketat Penjagaan Larangan Mudik

Menurut Pujo, perilaku yang ditunjukkan orang-orang di sekitar kediamannya menjadi salah satu contoh. Yakni masyarakat Indonesia masih belum terbiasa berbudaya patuh dan disiplin.

Alasannya, lanjutnya, masyarakat Indonesia tidak memiliki kepercayaan terhadap Pemerintah.

“Untuk membuat masyarakat disiplin, butuh situasi prakondisi. Yaitu adanya pemerintah yang dipercaya oleh masyarakat,” tutur Pujo.

“Baru kemudian Pemerintah bisa meminta masyarakat untuk disiplin. Struktur kekuasaan bisa menjalankan kedisiplinan jika dipercayai oleh masyarakat,” terangnya.

Mengenai kepatuhan masyarakat Indonesia, Guru Besar Fakultas Psikologi UGM, Prof. Koentjoro memberikan pandangannya.

Baca juga: Pesan Terakhir Didi Kempot kepada UGM

Menurut Koentjoro, dalam psikologi, kepatuhan dibagi menjadi tiga. Yakni compliance (pemenuhan), conformite (penyesuaian), dan obedience (ketaatan).

Hanya, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara melakukannya. Ketua Dewan Guru Besar UGM ini menilai salah satu caranya mungkin dengan melakukan gerakan massa.

“Sampai kapan pandemi ini berlangsung tergantung pada diri kita,” kata Koentjoro.

“Kedisiplinan dan kepatuhan kita semua sangat diperlukan. Semakin tidak tertib, semakin mundur pula (waktu terbebasnya Indonesia dari pandemi),” pungkasnya. (Ts/-Th)

Baca juga: Kata Dosen FIB UGM, Social Distancing adalah Cara Beragama yang Menghargai Kehidupan