Catatan Kritis Pakar UGM tentang WHO yang Dinilai Terlambat Merespon Covid-19

839

Baca juga: Sumbangsih KAGAMA Samarinda untuk Cegah Penyebaran Covid-19

Belum lagi, kata Rum, ternyata ketergantungan tersebut tidak diimbangi dengan ketersediaan dana yang cukup untuk melaksanakan mandat kekarantinaan, transformasi, networking, dan monitoring.

Dibandingkan ketika menangani SARS pada 2002-2003 dan proyeksi WHO yang baru dalam kekarantinaan, transformasi, dan monitoring.

Rum melihat, kali ini WHO mengambil langkah yang lambat dan kompromistis dengan kepentingan negara.

Keanggotaan WHO semakin banyak jumlahnya dan beragam. Tetapi, kata Rum, asas fleksibilitasnya justru naik.

Rum mengatakan bahwa hal ini bertolak belakang dari yang seharusnya.

“Kalau membership-nya tambah banyak, harusnya fleksibilitas semakin turun. Karena WHO sudah selayaknya memberlakukan asas legal formal demi menghindari penyalahgunaan wewenang dan meningkatkan keamanan, atau setidaknya kinerja WHO efektif secara politik,” tandasnya. (Kn/-Th)

Baca juga: KAGAMA TP Salurkan Bantuan Tahap Pertama Mahasiswa Terdampak Covid-19