Sejarah dan Peluang Munculnya Tata Kelola Global Baru Pasca Pandemi

983

Baca juga: Alumnus MEP UGM Angkatan 45 Wafat, Manokwari Kehilangan Bupati yang Cinta Toleransi



Demikian pula saat krisis pasca 9 Eleven, tindakan pengeboman gedung. Krisis ini melahirkan tata kelola baru di bidang anti terorisme.

Setelah 9 eleven, cara bepergian warga antar negara berubah total.

Sebagai penumpang pesawat, orang tidak boleh membawa cairan dalam jumlah tertentu, masyarakat tidak boleh membuat lelucon seputar bom, orang lebih kesulitan memperoleh visa untuk masuk ke negara-negara tertentu.

Semua bandara, mal, hotel, bahkan gedung perkantoran punya perangkap dan sistem keamanan yang canggih.

Sekarang negara boleh melakukan upaya preventif dengan mengawasi pergerakan dan komunikasi warganya. Misalnya memasang CCTV, menyadap email, dan sebagainya.

Pandemi Covid-19, kata Diah, bukan krisis kesehatan publik pertama. Sebelumnya ada berbagai pandemi dan epidemi, seperti cacar, TBC, Kolera, Flu Spanyol, dan lain-lain.

Baca juga: Maestro Musik Indonesia Erros Djarot Gandeng KAGAMA Care Lawan Corona

“Namun, karena saat ini dunia sudah mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju, maka risiko global yang dirasakan terasa begitu parah,” jelasnya.

Diah memprediksikan, barangkali akan muncul tata kelola baru di bidang kesehatan setelah pandemi ini berakhir.

Kesempatan untuk mengusulkan pun bukan sesuatu yang mustahil, kerena tata kelola global yang sebelumnya dibuat hanya untuk negara-negara pemenang perang, sehingga kata Diah sudah tidak lagi relevan.

Masyarakat sipil global bisa memberikan mandat-mandat baru untuk WHO agar menjadi badan pelaksana yang memiliki kinerja baik.

“Selain di bidang kesehatan, tata kelola global yang diusulkan bisa berkaitan dengan isu keternagakerjaan, asuransi, dan program-program kesejahteraan di tingkat negara,” tandasnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Budayawan Medis UGM Yakin Indonesia Punya Peluang Bikin Vaksin Covid-19