Prof. Soekanto Reksohadiprodjo Berpulang, UGM Kehilangan Figur Pemimpin yang Humble dan Dermawan

1067

Baca juga: KAGAMA Kutai Timur Salurkan Bantuan Penanggulangan Covid-19

Kisahnya bersama almarhum bermula dari penugasan dirinya yang mendadak, sebagai Asisten Dosen Forecasting.

Tugas demi tugas Agus terima dari almarhum. Tak lama kemudian, dia menyadari bahwa pengalamannya ini merupakan cara Soekanto mendidik, membimbing, sekaligus “membesarkannya”.

Agus resmi menjadi Asisten Dosen Soekanto pada 1986. Ruang kerjanya berada di belakang ruang kerja almarhum, di sanalah Agus “besar” dan berproses dibawah bimbingan Soekanto.

Dirinya bersyukur bisa dilibatkan dalam berbagai penelitian.

“Meskipun kontribusi saya pada hasil penelitian sangat minim, sebagai dosen muda, tetapi Prof. Soekanto tidak membedakan dalam ‘pembagian sisa hasil usaha’ istilah waktu itu,” jelasnya.

Diceritakan olehnya, banyak dosen yang mengalami hal serupa. Soekanto merupakan sosok yang dermawan.

Kala itu, putra pertama Agus lahir. Soekanto yang paham seberapa besar nominal gaji PNS waktu itu, ingin memberikan sesuatu yang bisa meringankan beban Agus.

Baca juga: Ungkapan Menteri Budi Karya Sumadi Setelah Mendapat Dukungan dari KAGAMA Balikpapan

Soekanto bersama sang istri datang mengunjungi Agus pada sore hari di rumah sakit. Lalu almarhum berikan uang pribadinya sebanyak lima kali lipat dari gaji Agus waktu itu.

“Prof. Soekanto memperlakukan semua asistennya sebagai kawan. Tanggung jawab diberikan penuh,”

“Gaya kepemimpinan yg sangat humanis. Serius disaat bekerja dan cepat menjadi prinsip dalam melayani,” jelasnya.

Soekanto, kata Agus, merupakan pemimpin yang patut diteladani. Dedikasinya kepada almamater begitu tinggi, bahkan untuk hal-hal kecil sekalipun.

Setiap harinya, Soekanto datang paling awal ke kampus pukul 07.00 WIB, di saat petugas kebersihan belum siap bekerja. Kemudian pulang paling akhir.

Kebiasaan ini pun, masih almarhum teruskan manakala dia ditugaskan bekerja di Jakarta.

Selama bekerja, Soekanto menyempatkan diri untuk menulis apapun. Karyanya di bidang penelitian sudah tidak lagi terhitung.

Baca juga: KAGAMA Balikpapan Salurkan APD untuk Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Balikpapan