Prof. Soekanto Reksohadiprodjo Berpulang, UGM Kehilangan Figur Pemimpin yang Humble dan Dermawan

1067

Baca juga: Gotong Royong UGM dan Mahasiswa Salurkan Bantuan Kemanusiaan Selama Pandemi Covid-19

Di luar akademik, Soekanto bermain voli bersama dosen dan karyawan dengan akrab, seperti tak pernah ada sekat diantara mereka.

Dari situlah, keluarga FEB UGM menaruh rasa hormat yang tinggi pada almarhum.

“Kini pemimpin yang humble telah meninggalkan kita. Sedih karena kita semua belum bisa membalas budi baiknya.”

“Begitu banyak legacy yang telah ditinggalkan. Kita hanya bisa berdoa, semoga alhamhum Prof. Soekanto ditempatkan dalam surga Nya,” ucap Agus.

Figur yang selalu mengayomi dosen muda dan mahasiswa itu, juga dikenal baik oleh Ketua Departemen Ilmu Ekonomi UGM, Rimawan Pradiptyo, Ph.D.

“Beliau selalu mendorong kami, para dosen yunior, untuk maju. Meneruskan jenjang pendidikan hingga S3, adalah salah satu hal yang beliau selalu tekankan dan berikan dorongan kepada kami para dosen muda,” tuturnya.

Senada dengan yang Agus ceritakan, Rimawan mengungkapkan, Soekanto merupakan dosen yang tak pernah menjaga jarak dalam berkomunikasi dengan siapa saja.

Baca juga: Apoteker Alumnus UGM Jelaskan Cara Bikin Hand Sanitizer dengan Takaran Tepat

Meskipun Soekanto merupakan dosen senior yang telah menduduki berbagai jabatan penting.

Pola hubungan egaliter itu sudah menjadi kebiasaan di antara dosen-dosen dan mahasiswa FEB, terutama Departemen Ilmu Ekonomi.

Menurut Rimawan, hubungan egaliter ini sangat tepat dikembangkan di lembaga pendidikan tinggi, yang mengedepankan proses dialektika dalam pengembangan keilmuan.

“Pak Kanto (alm) bersama Pak Sutatwo (alm) dan Pak Nopirin (alm), menurut saya, adalah peletak dasar sistem kerja di Departemen Ilmu Ekonomi (IE), FEB UGM,” jelasnya.

Dosen FEB UGM, Prof. Sri Adiningsih, juga merasa kehilangan sosok gurunya itu.

Ning, sapaan akrabnya, menjadi dosen saat Soekanto menjabat sebagai dekan FEB. Dirinya banyak belajar dari dari Soekanto selama berkarier.

“Saya ingat sekali keramahan beliau kepada dosen baru, memberikan semangat dan dorongan yang memperhatin juniornya,” ujarnya saat dihubungi Kagama.

Ketika Ning menempuh studi di AS, Soekanto menjadi tempat bertanya baginya.

Panjang lebar Ning berbincang dan meminta saran pada Soekanto, Ning kemudian berhasil diterima kuliah di University of Illinios, Urbana Champaign, yang juga menjadi tempat kuliah Soekanto.

Almarhum yang berusia 79 tahun itu, dimakamkan di Makam UGM Sawitsari, pada Jum’at (10/04/2020). Soekanto meninggalkan seorang istri, dua anak, dan lima cucu. (Kn/-Th)

Baca juga: Guru Besar Fakultas Farmasi UGM Jelaskan soal ACE2, Pintu Masuk Virus Corona Menginfeksi Tubuh