Pertamina Berembuk dengan BMKG dan UGM untuk Tingkatkan Pemanfaatan Energi Panas Bumi

808

Baca juga: Alumnus Magister Managemen UGM Emban Tampuk Kepemimpinan Perum Perhutani

“Pertamina RTC adalah yang memiliki program. Mereka membuka akses dan data lapangan-lapangan panas bumi, dan menyertakan  stafnya dalam join research ini,” terang dosen Teknik Geologi UGM ini.

Lebih lanjut, Pri Utami menjelaskan, Indonesia sudah punya lebih dari 15 titik panas bumi yang dikembangkan.

Total listrik yang dihasilkan dari panas bumi telah mencapai 2000 Megawatt.

UGM, masih menurut Pri Utami, berperan dalam hal tersebut melalui riset-riset dan capacity building.

“Sedangkan yang menjadi fokus pada kick off meeting tadi adalah lapangan (geothermal) Tompaso (Sulawesi) dan Hulu Lais (Bengkulu),” kata wanita yang juga menjadi Direktur Asosiasi Panas Bumi Internasional ini.

Baca juga: Pakar UGM Sebut Kapasitas Indonesia Mampu Tangani Wabah Corona

Sementara itu, melansir laman resmi BMKG, Dwikorita berpesan kepada tim dari UGM untuk bisa memanfaatkan peralatan yang dihibahkan UGM untuk menunjang penelitian.

“Diharapkan apabila memiliki peralatan yang baru juga diikuti perkembangan pendidikan bagi penggunanya,” ucap Dwikorita.

“Jadi tidak hanya sebagai operator alat saja, tapi bisa menghasilkan satu penelitian untuk bangsa dan negara,” pungkas mantan Rektor UGM ini.

Dari pertemuan kali ini, Indonesia diharapkan mampu meningkatkan penggunaan energi terbarukan (geothermal) yang selama ini masih sebesar 5 persen.

Sementara itu, Nizam menambagkan, hasil kerja sama riset yang erat antara perguruan tinggi dan industri diharapkan bisa menghilir dan diterapkan untuk pembangunan dan peningkatan industri di Indonesia.(Ts/-Th)

Baca juga: UGM Bentuk Satgas Kewaspadaan Covid-19