Bernostalgia dengan Kehidupan Guru dan Pelajar Tempo Doloe di Museum Pendidikan Indonesia

825

Baca juga: Cerita Rektor Pertama UGM Perjuangkan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Pengantar Perkuliahan

Misalnya, di bagian paling ujung dekat pintu masuk galeri, terpampang mesin sheet roneo 250.

Mesin tersebut berfungsi sebagai pengganda dokumen soal-soal ujian dan buku panduan di sekolah.

Mesin merk Sheet roneo 250 ini digunakan sekitar tahun 1970-an.

Sampai di galeri paling tengah, ditata dokumentasi foto tokoh-tokoh pendidikan yang mengawali kiprahnya di Yogyakarta.

Seperti dr. Wahidin Sudirohoesodo, K.H.Ahmad Dahlan, Ki Hadjar Dewantara, Ki Ageng Soerja Mentaram, dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Sebelah utaranya terdapat koleksi dokumen-dokumen riwayat kebijakan pendidikan nasional, beserta menteri-menteri pendidikan masa lampau.

Sementara di sisi barat, ada koleksi paling unik yaitu, ruang kelas tempo dulu, yang digunakan pada tahun 1960-an. Di sana kamu akan dibawa ke suasana kelas masa lampau, yang masih menggunakan kursi dan meja sambung, serta masih memakai papan tulis.

Baca juga: Indonesia Aman dari Wabah Corona

Lantai dua museum rencananya akan ditambah koleksi.

Sejauh ini baru ada ruang sinema untuk memutar film bertema pendidikan.

Ruangan tersebut memiliki kapasitas 116 orang.

Dekat tangga menuju lantai dua museum, ada ruang khusus bagi masyarakat umum yang ingin menyelenggarakan pameran.

Hanafi mengatakan, MPI merupakan museum pendidikan pertama di tanah air.

Pendirian MPI digagas oleh Prof.Dr.Sugeng Mardiono, PhD dan diresmikan pada 2008 oleh Sri Sultan Hamengkunuwono X.

“MPI diharapkan bisa menjadi media untuk membangun pendidikan karakter,” ungkap Hanafi.

Baca juga: Dongkrak Akselerasi Pembangunan, Pemkab Kutim Bakal Penuhi Dokter Spesialis dari UGM