Hasil Kajian Pakar UGM: Provinsi Papua Tengah Perlu Segera Diwujudkan

1516

Baca juga: Di Bawah Kepemimpinan Alumni UGM, Pemkab Kutai Timur Pertahankan Penghargaan Ini Empat Kali Berturut-turut

Willem juga menegaskan, para bupati di wilayah Papua Tengah akan menindaklanjuti hasil kajian kepada Pemerintah Pusat dan pihak-pihak terkait.

Sedikit berbeda dengan Isaias dan Willem, Bupati Dogiyai, Yakobus Dumupa, S.IP mengapresiasi hasil kajian UGM.

Menurutnya, UGM tidak hanya mengkaji Papua Tengah saja, melainkan mengkaji Papua secara umum.

“Saya sepakat dengan kajian ini. Dari segi kelayakan, Papua memang tidak bisa dimekarkan. Tetapi dari segi kebutuhan, Papua sangat butuh,” ucap Yakobus.

“Kalau tetap menggunakan logika kelayakan, akan sangat menghambat proses pembangunan di Papua,” pungkas Yakobus yang juga Sekretaris Tim Pengusul.

Baca juga: Sebuah Penelitian Ungkap Solusi Atasi Stunting di Indonesia

Lokasi Ibu kota

Terkait lokasi ibu kota, Tim UGM telah melakukan kajian terhadap 11 kabupaten calon wilayah Provinsi Papua Tengah dengan melakukan penelaahan di beberapa aspek.

Yaitu ketersediaan sarana-prasarana, interaksi antar daerah, kebijakan politik lokal, topografi, air baku, risiko bencana, keuangan, serta sosial ekonomi budaya.

Selain itu, Tim UGM juga melihat beberapa kriteria dan alternatif penentuan lokasi ibukota, yaitu ibukota sebagai pusat wilayah, katalisator wilayah, masa depan wilayah, etalase budaya, dan geopolitik geostrategis.

“Dari hasil skoring, ada dua wilayah yang berpotensi menjadi calon ibu kota yaitu Kabupaten Mimika dan Kabupaten Nabire,” terang Dr. Eng. Muhammad Sani R ahli Perencanaan Wilayah.

“Mimika unggul di 3 kriteria, yaitu sebagai Katalisator Wilayah; sebagai Etalase Budaya/Aspirasi Wilayah; dan geopolitik. Sementara Nabire unggul di 2 kriteria ibukota sebagai masa depan wilayah dan pusat wilayah,” katanya.

Sani juga mengatakan, dari hasil skoring diperlukan tindak lanjut dalam tahap pemantapan konsep maupun perwujudan pembangunannya.

“Setidaknya ada tiga hal yang perlu ditindaklanjuti, yaitu kajian pemantapan (confirmation study); kajian kesiapan (readiness study); dan studi pengembangan konsep yang sesuai dengan tujuan pembangunan wilayah melalui kajian rencana induk (master plan study),” pungkasnya. (Tsalis)

Baca juga: Sempat Galau dan Menangis, Dian Fajarwati Jumpai Keajaiban hingga Jadi Wisudawan Terbaik Biologi UGM