
KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Pindahnya ibu kota ke Kalimantan Timur dikhawatirkaan dapat merusak hutan dan ekosistem yang ada di sana.
Kekhawatiran tersebut tak hanya datang dari masyarakat umum, tetapi juga para ahli yang bergerak di isu lingkungan hidup.
Menurut Dr. Widyanto Dwi Nugroho, S.Hut., M.Agr dosen Fakultas Kehutanan UGM, masyarakat tak perlu khawatir soal keberadaan hutan setelah realisasi pemindahan ibu kota.
Sebab, hutan bisa tumbuh dan berkembang di mana saja.

Baca juga: Solusi Yuridis untuk Mengatasi Kebakaran Hutan
“Toh tanah di sana juga masih luas. Salah satu yang menjadi penyebab kerusakan hutan adalah ulah manusia,” ujar Widy kepada KAGAMA, belum lama ini di ruang kerjanya.
Ia menambahkan, ibu kota masih di Jakarta pun, hutan di Kalimantan sudah tak bisa diselamatkan.
Dikatakan olehnya, di mana pun ibu kota dipindah, potensi adanya kerusakan hutan akan tetap ada, terutama ketika masih banyak manusia yang serakah.
Salah satu faktor penyebab kerusakan hutan adalah ulah manusia, sehingga Widy berpendapat karakter penduduk yang akan berpindah ke ibu kota baru inilah yang perlu dipelajari.
Baca juga: Peneliti PSKK UGM Soroti Kapasitas Penduduk dan Pengelolaan Konflik di Ibu Kota Baru