Perubahan Gaya Hidup Pengaruhi Inovasi dan Keberadaan Nilai Budaya Ramuan Tradisional

230

Jamu menjadi ramuan tradisional yang saat ini tidak banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas.

Tidak sedikit orang yang belum terbiasa minum jamu, bahkan sengaja tidak minum jamu karena berbagai alasan.

Saat ini orang kebanyakan memilih mengonsumsi obat modern untuk mengatasi penyakit.

Menurut delegasi dari Unhas, Nilai budaya dan kekeramatan jamu mulai hilang seiring perubahan gaya hidup.

Untuk itu, mahasiswa perlu berperan aktif dalam pelestarian jamu di daerah tempat tinggalnya.

Sarabba, misalnya, merupakan minuman herbal khas Bugis, Makassar yang saat ini sedang dipopulerkan kembali mahasiswa Unhas.

Sementara itu, jamu jun minuman khas Semarang juga bernasib sama. Penjualnya yang jarang ditemui, pengolahannya yang rumit, dan rasa pahit pada jamu Jun membuat masyarakat tidak minat mengonsumsi jamu ini.

Kini jamu jun sedang diperkenalkan kembali ke masyarakat oleh mahasiswa Unnes.

Minuman khas daerah lain yang tak kalah menarik adalah bandrek, minuman tradisional khas Sunda. Sebagian masyarakat belum menyadari khasiat bandrek ini.

Delegasi Unpad menemukan bahwa bandrek bisa menurunkan tekanan darah bagi penderita darah tinggi.

Setelah adanya penemuan ini, bandrek dipercaya sebagai obat yang manjur menurut kepercayaan masyarakat Sunda.

Penurunan minat dan kebiasaan minum jamu akibat perubahan gaya hidup menjadi fokus perbincangan.

Delegasi UI kemudian menawarkan gagasan inovasi melalui pengemasan bisnis dan pemasaran jamu guna menarik minat orang untuk minum jamu.

“Jamu bisa dipromosikan dengan konsep kafe. Sudah ada satu cafe di Jakarta yang khusus menjual jamu,” pungkas salah satu delegasi mahasiswa UI.

Perubahan gaya hidup tak bisa dihindari. Tetapi nilai-nilai budaya dan kesakralan yang mulai hilang, terkadang menjadi dilema bagi generasi milenial.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah melestarikan kebiasaan mengonsumsi ramuan tradisional, tetapi diimbangi dengan adaptasi perkembangan zaman, serta tetap berpijak pada nilai budaya aslinya. (Kinanthi)